Seharian Hampir Terpuruk, Rupiah Bangkit dan Terbaik di Asia

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
26 September 2018 16:50
Seharian Hampir Terpuruk, Rupiah Bangkit dan Terbaik di Asia
Foto: Ilustrasi demo (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), setelah hampir sepanjang hari bergerak melemah. Nampaknya gerilya Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar berhasil membawa rupiah selamat.   

Pada Rabu (26/8/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 ditutup pada posisi Rp 14.910 di pasar spot. Rupiah menguat 0,10% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. 



Sementara di negara kawasan, pergerakan mata uang di negara kawasan bergerak variatif.  Berikut data perdagangan sejumlah mata uang Asia di hadapan greenback hingga pukul 16:40 WIB, seperti yang dikutip dari Reuters: 

Mata Uang
Bid Terakhir
Perubahan (%)
Yen Jepang
112.88
0,07
Yuan China
6.87
(0,14)
Won Korsel
1,115.78
0,10
Dolar Taiwan
30.64
0,06
Rupee India
72.64
0,06
Dolar Singapura
1.36
0,07
Ringgit Malaysia
4.13
(0,10)
Bath Thailand
32.43
(0,12)
Peso Filipina
54.26
(0,05)

Sejak pagi tadi, pergerakan mata uang asia termasuk rupiah cenderung tertekan. Jelang pengumuman hasil rapat bulanan Federal Reserve/The Fed pada nanti malam, pelemahan mata uang global tidak terhindarkan. 

Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan semakin kuat. Bahkan survei yang dilakukan oleh Fed Watch meyakini, akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dengan tingkat probabilitas mencapai 95%. 

Kenaikan suku bunga acuan akan jadi serum penguat bagi greenback. Terlebih sepanjang hari ini, dolar index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama terus bergerak menguat. Hingga pukul 16:40 WIB, dolar index masih menguat hingga 0,04%. 

Rupiah yang masih minim sentimen domestik pun tidak berdaya hampir sepanjang hari. Namun siapa sangka, pada penutupan perdagangan di pasar spot, rupiah mampu menguat.

(NEXT)

Minimnya sentimen domestik, membuat orang bertanya-tanya apa gerangan faktor yang mempengaruhi penguatan rupiah.
 
Besar kemungkinan intervensi bank sentral memainkan perannya disini. Sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas nilai tukar, BI akan melakukan berbagai cara termasuk membeli Surat Berharga Negara di pasar sekunder.
 
Hal ini sejalan dengan penyataan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo pada minggu lalu.
 
"Kita terus jaga rupiah, stabilitas rupiah dan intervensi pun akan kita lakukan secara terukur," imbuh Dody kepada CNBC Indonesia.
 
Pernyataan ini seakan menjadi bukti jika BI tidak akan ragu untuk intervensi jika pelemahan rupiah semakin dalam. Sebagai informasi, pelemahan rupiah hari ini sempat menembus level Rp 14.940/US$ atau terlemah sejak krisis moneter 1998. Kondisi ini bisa jadi penyebab BI kembali masuk untuk melakukan stabilitas nilai tukar.  
 
 
 
 
 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular