
Permintaan Kupon Meningkat, FIF Terbitkan Obligasi Rp 1,3 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 September 2018 16:10

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Federal International Finance (FIF) tidak menerbitkan secara penuh rencana emisi obligasi karena peningkatan nilai kupon yang diminta investor. Perusahaan pembiayaan motor Honda dan peralatan elektronik milik Grup Astra awalnya akan menerbitka obligasi senilai Rp 2 triliun, tapi karena permintaan kupon tinggi perseroan hanya menerbitkan obligasi senilai Rp 1,3 triliun.
Surat utang ini diterbitkan dalam dua seri, seri A senilai Rp 639,26 miliar dengan tingkat bunga sebesar 7,50% dan tenor 370 hari. Kemudian seri B sebesar Rp 661,18 miliar dan bunga 8,75% dan akan jatuh tempo setelah 36 bulan.
Bunga obligasi ini akan dibayarkan setiap tiga bulan dan akan dimulai pada 25 Desember 2018 nanti. Obligasi berkelanjutan III tahap IV yang berperingkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dan AAA dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Jumlah obligasi ini ditetapkan setelah perusahaan menyelesaikan masa penawarannya pada 20 Sptember 2018 lalu. Obligasi ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan III Federal International Finance senilai total Rp 15 triliun yang berlaku dalam dua tahun sejak pertama kali didaftarkan ke OJK pada awal 2017.
Tingkat bunga obligasi yang diterbitkan perusahaan pada tahap ke IV ini lebih tinggi ketimbang instrumen yang sama yang diterbitkan di awal tahun lalu. Jika tahap IV seri A ini kuponnya 7,50%, sementara seri A di tahap III hanya sebesar 6,10% dengan panjang tenor yang sama.
Kemudian, untuk seri B yang juga memiliki panjnag tenor yang sama kuponnya juga meningkat. Dari 7,45% untuk bunga di seri B tahap III menjadi 8,75% di seri B tahap IV.
Nilai penerbitan yang lebih rendah daripada rencana awal dan tingkat kupon yang lebih tinggi ini terjadi ketika bunga obligasi negara yang menjadi acuan suku bunga obligasi korporasi juga tengah mengalami kenaikan.
Biasanya, tingginya tingkat suku bunga yang tinggi juga dijadikan alasan bagi korporasi yang akan menerbitkan surat utang untuk menunda penerbitan atau menurunkan jumlah emisinya ditengah kurang kondusifnya minat investor.
Saat ini, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah yang menjadi tenor 5 tahun berada pada 8,15%, di atas posisi akhir Juni 7,6% dan posisi akhir Maret 5,93%.
(hps) Next Article Perusahaan Fiber Optik Terbitkan Obligasi Rp 700 M
Surat utang ini diterbitkan dalam dua seri, seri A senilai Rp 639,26 miliar dengan tingkat bunga sebesar 7,50% dan tenor 370 hari. Kemudian seri B sebesar Rp 661,18 miliar dan bunga 8,75% dan akan jatuh tempo setelah 36 bulan.
Bunga obligasi ini akan dibayarkan setiap tiga bulan dan akan dimulai pada 25 Desember 2018 nanti. Obligasi berkelanjutan III tahap IV yang berperingkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dan AAA dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Tingkat bunga obligasi yang diterbitkan perusahaan pada tahap ke IV ini lebih tinggi ketimbang instrumen yang sama yang diterbitkan di awal tahun lalu. Jika tahap IV seri A ini kuponnya 7,50%, sementara seri A di tahap III hanya sebesar 6,10% dengan panjang tenor yang sama.
Kemudian, untuk seri B yang juga memiliki panjnag tenor yang sama kuponnya juga meningkat. Dari 7,45% untuk bunga di seri B tahap III menjadi 8,75% di seri B tahap IV.
Nilai penerbitan yang lebih rendah daripada rencana awal dan tingkat kupon yang lebih tinggi ini terjadi ketika bunga obligasi negara yang menjadi acuan suku bunga obligasi korporasi juga tengah mengalami kenaikan.
Biasanya, tingginya tingkat suku bunga yang tinggi juga dijadikan alasan bagi korporasi yang akan menerbitkan surat utang untuk menunda penerbitan atau menurunkan jumlah emisinya ditengah kurang kondusifnya minat investor.
Saat ini, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah yang menjadi tenor 5 tahun berada pada 8,15%, di atas posisi akhir Juni 7,6% dan posisi akhir Maret 5,93%.
(hps) Next Article Perusahaan Fiber Optik Terbitkan Obligasi Rp 700 M
Most Popular