APBN 2018 per Agustus: Rupiah & ICP Jauh dari Kenyataan

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 September 2018 15:49
Pemerintah memaparkan kondisi terbaru APBN 2018.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat hadir Konferensi Pers RAPBN KiTa (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memaparkan kondisi terbaru APBN 2018. Sampai Agustus 2018, beberapa indikator asumsi makro masih jauh dari target.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi global masih terjadi volatilitas yang cukup tinggi.

"Terutama di bidang keuangan yang volatilitasnya meningkat. Di mana menimbulkan kenaikan yield dari SBN dan juga peningkatan CDS Indonesia," kata Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu dalam Konferensi Pers APBN per Agustus 2018, Jumat (21/9/2018).
APBN 2018 per Agustus 2018: Rupiah & ICP Jauh dari KenyataanFoto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat hadir Konferensi Pers RAPBN KiTa (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)


Berikut asumsi dasar ekonomi makro sesuai APBN 2018 vs realisasi hingga 31 Agustus 2018 :
  • Pertumbuhan Ekonomi : 5,4% vs 5,17% (Semester I)
  • Inflasi : 3,5% vs 3,2%
  • Tingkat Bunga SPN 3 Bulan : 5,2% vs 4,7%
  • Nilai tukar rupiah : Rp 13.400 vs Rp 13.944
  • Harga minyak mentah : US$ 48/barel vs US$ 67/barel
  • Lifting minyak : 800 ribu barel per hari vs 770 ribu barel per hari
  • Lifting gas : 1,2 juta barel per hari vs 1.153 juta barel per hari

"Untuk nilai tukar memang semester I kursnya dihitung dari awal tahun sampai 19 September 2018 sudah Rp 14.013/US$," kata Sri Mulyani.

Sementara untuk harga minyak di bawah asumsi dan di bawah realisasi tahun lalu. "Tetapi secara keseluruhan APBN masih sangat baik," tutur Sri Mulyani.



(dru/dru) Next Article Dampak Rupiah Melemah ke APBN: Penerimaan Moncer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular