Inpres Moratorium Angkat Harga Saham Emiten Sawit

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 September 2018 11:39
Harga saham emiten sawit menguat menyambut kabar moratorium pembukaan lahan baru kelapa sawit dan evaluasi terhadap perkebunan sawit.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten sawit nasional menguat menyambut kabar moratorium pembukaan lahan baru kelapa sawit dan evaluasi terhadap perkebunan sawit. Moratorium ini dilakukan hingga 3 tahun ke depan.

Indeks sektor perkebunan tercatat menguat 0,35% atau 5,57 poin ke 1.589,7 pada pukul 11.00 WIB setelah Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Prabianto Mukti Wibowo, mengatakan kebijakan ini diambil karena banyak kebun sawit menyerobot hutan alam.

Saham PT Andira Agro Tbk (ANDI) memimpin penguatan sektor perkebunan dengan naik 3,43% (55 poin) ke Rp 1.660 per unit saham, disusul PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) sebesar 0,86% (20 poin) ke Rp 2.350 per saham.

Pembekuan izin baru perkebunan sawit akan mencegah kelebihan suplai sawit di pasar ketika bermunculan pemain baru perkebunan sawit Di Indonesia. Situasi ini pada akhirnya bisa memperkuat harga sawit karena tidak akan terjadi kelebihan suplai sawit di pasar.

Di sisi lain, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 0,61% atau 75 poin ke Rp 12.275, diikuti PT Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP menguat 0,41% (2 poin) ke Rp 494 per unit, saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) terangkat 1,4% atau 15 poin ke Rp 1.085 per saham.

Kuatnya sentimen moratorium mengangkat indeks sektor perkebunan terlihat karena saham emiten perkebunan non-sawit seperti PT Bisi International Tbk (BISI) tercatat flat di level Rp 1.605 per unit. Bisi berfokus pada bisnis jagung nasional.

Sebagaimana diberitakan CNBC International, kebijakan moratorium sawit itu diambil di tengah maraknya tuduhan perusakan lingkungan dan eksploitasi pekerja di industri minyak sawit. Di samping itu, pemerintah juga akan mengklarifikasi aspek legal dari perkebunan plasma. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/gus) Next Article Menanti Sawit Kembali Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular