
SGD-Yuan-Ringgit Sudah, Yen Korban Rupiah Berikutnya
alf, CNBC Indonesia
20 September 2018 14:02

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah mampu menguat terhadap yen Jepang siang ini. Berbagai sentimen positif dari domestik, ampuh mengangkat posisi rupiah terhadap mata uang global, termasuk yen Jepang.
Pada Kamis (20/9/2018) pukul 13:27 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 132,36. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Sementara dalam seminggu terakhir, rupiah telah menguat hingga 0,43%.
Hingga sesi I hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan posisi di zona hijau. Pada pukul 13:30 WIB, IHSG menguat 0,80% ke 5.920,39. Sementara itu, bursa saham asia lain seperti Strait Times Index (STI) justru turun 0,04%, Shanghai Stock Exchange Composite (SSEC) turun 0,14% dan Hangseng Index turun 0,07%.
Di tengah carut marutnya permasalahan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, Indonesia mendapat suntikan positif dari rilis data ekonomi. Dua hari lalu, terdapat rilis data penjualan mobil per Agustus yang tumbuh 5,1% Year-on-Year (YoY). Meskipun turun dari periode sebelumnya, namun data ini masih mencerminkan tingkat konsumsi masyarakat masih tumbuh. Aksi beli investor asing pun mendominasi, hingga mencapai Rp 211,38 miliar.
Terlebih saat ini, Bank Indonesia (BI) berencana menerbitkan aturan terkait pasar Non-Delivery Forward (NDF) domestik. Rencana tentu berdampak positif bagi rupiah, sebab pergerakannya lebih riil dan mencerminkan kondisi dalam negeri. Pasar akan semakin mudah memonitor pergerakan rupiah terutama di pasar kontrak acuan. Kedua hal ini yang ditengarai mampu membawa rupiah perkasa terhadap mata uang global, termasuk yen Jepang.
Sementara itu, harga jual yen di salah satu bank nasional turun di bawah Rp 134/JPY. Berikut data kurs di empat bank nasional terbesar hingga pukul 13:45 WIB:
Pada Kamis (20/9/2018) pukul 13:27 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 132,36. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Sementara dalam seminggu terakhir, rupiah telah menguat hingga 0,43%.
Di tengah carut marutnya permasalahan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, Indonesia mendapat suntikan positif dari rilis data ekonomi. Dua hari lalu, terdapat rilis data penjualan mobil per Agustus yang tumbuh 5,1% Year-on-Year (YoY). Meskipun turun dari periode sebelumnya, namun data ini masih mencerminkan tingkat konsumsi masyarakat masih tumbuh. Aksi beli investor asing pun mendominasi, hingga mencapai Rp 211,38 miliar.
Terlebih saat ini, Bank Indonesia (BI) berencana menerbitkan aturan terkait pasar Non-Delivery Forward (NDF) domestik. Rencana tentu berdampak positif bagi rupiah, sebab pergerakannya lebih riil dan mencerminkan kondisi dalam negeri. Pasar akan semakin mudah memonitor pergerakan rupiah terutama di pasar kontrak acuan. Kedua hal ini yang ditengarai mampu membawa rupiah perkasa terhadap mata uang global, termasuk yen Jepang.
Sementara itu, harga jual yen di salah satu bank nasional turun di bawah Rp 134/JPY. Berikut data kurs di empat bank nasional terbesar hingga pukul 13:45 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 128,75 | Rp 133,79 |
Bank BNI | Rp 128,75 | Rp 135,35 |
Bank BRI | Rp 130,86 | Rp 134,04 |
Bank BCA | Rp 128,43 | Rp 134,96 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Lawan Mata Uang Asia, Rupiah Menang!
Most Popular