
Ulasan Teknikal
Tak Dikendalikan Bakrie, Begini Arah Pergerakan Saham BUMI
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
19 September 2018 19:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Keluarga Bakrie tak lagi mengendalikan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Utang yang menggunung menjadi penyebab Keluarga Bakrie harus menyerahkan sahamnya kepada para kreditur.
Pada bulan September 2009, BUMI mendapatkan pinjaman dari CIC melalui anak usahanya yang bernama Country Forest senilari US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 28,12 triliun, jika dikonversi dengan nilai tukar Rp 14.800/US$.
Dalam perkembangan BUMI sempat mengalami kesulitan dalam membayar utang tersebut. Pada Oktober 2013, sempat dilakukan restrukturisasi dan sempat terjadi sengketa atas hutang tersebut hingga sampai ke pengadilan Niaga.
Para kreditur Bumi Resources akhirnya memilih jalan damai atas hutang BUMI tersebut. Dengan jalan damai ini, para kreditur bersedia hutangnya dibayar menggunakan saham BUMI.
Lalu, muncul perjanjian perdamaian antara BUMI dengan para kreditur dimana terdapat usulan penyelesaian utang dengan melakukan konversi utang menjadi saham BUMI dengan harga per saham Rp 926,16 berdasarkan ekuitas bersih sebesar US$ 4,6 miliar.
Hingga berita ini dibuat, saham BUMI mengalami kenaikan 4 poin (+1,8%) ke level 226. Secara tahun berjalan (year to date/YTD), kinerja saham BUMI terdepresiasi 16%, lebih parah dari kinerja indeks pertambangan yang terapresiasi 18,51%.
Bagaimana pergerakan BUMI bila dilihat dari kaca mata analisis teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia merangkumnya sebagai berikut:
(Sumber: Reuters)
Meskipun kinerja sahamnya masih minus jika dilihat dari awal tahun, secara jangka menengah BUMI bergerak menyamping (sideways), dengan area penghalang harga naik (resistance) pada harga Rp 260/ saham dan area penopang harga turun (support) pada level Rp 208/saham.
Harga saham BUMI masih berpotensi naik, mengacu pada beberapa indikator teknikal. Menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/MACD) BUMI dipersepsikan cenderung menguat karena pada posisi persilangan emas (golden cross).
Didukung oleh indikator teknikal lainnya, yaitu rerata pergerakan hari (moving average/MA), BUMI juga digambarkan dalam tren naik (bullish), karena bergerak diatas garis reratanya selama 5 dan 10 hari (MA 5 dan MA 10).
(yam/hps) Next Article Perhatian! Keluarga Bakrie Tak Lagi Jadi Pengendali BUMI
Pada bulan September 2009, BUMI mendapatkan pinjaman dari CIC melalui anak usahanya yang bernama Country Forest senilari US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 28,12 triliun, jika dikonversi dengan nilai tukar Rp 14.800/US$.
Dalam perkembangan BUMI sempat mengalami kesulitan dalam membayar utang tersebut. Pada Oktober 2013, sempat dilakukan restrukturisasi dan sempat terjadi sengketa atas hutang tersebut hingga sampai ke pengadilan Niaga.
Para kreditur Bumi Resources akhirnya memilih jalan damai atas hutang BUMI tersebut. Dengan jalan damai ini, para kreditur bersedia hutangnya dibayar menggunakan saham BUMI.
Hingga berita ini dibuat, saham BUMI mengalami kenaikan 4 poin (+1,8%) ke level 226. Secara tahun berjalan (year to date/YTD), kinerja saham BUMI terdepresiasi 16%, lebih parah dari kinerja indeks pertambangan yang terapresiasi 18,51%.
Bagaimana pergerakan BUMI bila dilihat dari kaca mata analisis teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia merangkumnya sebagai berikut:
![]() Grafik pergerakan harga saham Bumi Resources |
(Sumber: Reuters)
Meskipun kinerja sahamnya masih minus jika dilihat dari awal tahun, secara jangka menengah BUMI bergerak menyamping (sideways), dengan area penghalang harga naik (resistance) pada harga Rp 260/ saham dan area penopang harga turun (support) pada level Rp 208/saham.
Harga saham BUMI masih berpotensi naik, mengacu pada beberapa indikator teknikal. Menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/MACD) BUMI dipersepsikan cenderung menguat karena pada posisi persilangan emas (golden cross).
Didukung oleh indikator teknikal lainnya, yaitu rerata pergerakan hari (moving average/MA), BUMI juga digambarkan dalam tren naik (bullish), karena bergerak diatas garis reratanya selama 5 dan 10 hari (MA 5 dan MA 10).
(yam/hps) Next Article Perhatian! Keluarga Bakrie Tak Lagi Jadi Pengendali BUMI
Most Popular