
Mari Simak, Ini Deretan Saham Murah yang Akan Bawa IHSG Naik
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
19 September 2018 13:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda-tanda IHSG bersiap melesat sudah kian terlihat, utamanya dari volume transaksi. Pada perdagangan hari ini hingga akhir sesi I, volume transaksi sudah mencapai 6,21 miliar unit saham atau setara dengan 85,8% dari rata-rata volume transaksi harian sepanjang tahun ini (hingga perdagangan hari Senin, 17/9/2018) yang sejumlah 7,24 miliar unit.
Kenaikan IHSG yang disertai besarnya volume transaksi mengindikasikan bahwa banyak pelaku pasar yang berpartisipasi dalam mendorong IHSG ke atas. Sebaliknya pada perdagangan hari Senin kala IHSG anjlok hingga 1,8%, volume transaksi tercatat sangat kecil yakni hanya sebanyak 5,96 miliar unit saham.
Kemudian pada periode 30 Agustus-5 September (5 hari perdagangan) kala IHSG terus turun dan terkoreksi 6,3%, rata-rata volume transaksi justru ambruk menjadi hanya 5,77 miliar unit. Pelemahan rupiah yang signifikan pada periode itu (1,91% di pasar spot melawan dolar AS) tak begitu kuat untuk memaksa investor melepas saham dalam unit yang besar.
Wajar jika IHSG bersiap melesat naik. Paslanya, akhir tahun yang kental dengan fenomena window-dressing sudah semakin dekat. Pada periode window-dressing, harga-harga saham akan terkerek naik. Lebih lanjut, dalam 8 tahun terakhir (2010-2017) tak sekalipun IHSG jatuh selama 2 tahun berturut-turut.
Pertanyaannya, ketika tanda-tanda IHSG bersiap melesat sudah kian terlihat, saham-saham apa yang akan memotori kenaikan IHSG? Jika IHSG benar melesat nantinya, saham-saham berkapitalisasi pasar besar alias bluechip berpeluang menjadi motor utamanya.
Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan 10 saham anggota indeks LQ45 yang telah terkoreksi paling dalam sepanjang tahun ini. Koreksi yang sudah dalam tentu membuka ruang bagi investor untuk melakukan akumulasi dan mendorong kenaikan IHSG.
*Hingga penutupan perdagangan hari Selasa, 18/9/2018
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Sudah Diobral Besar-besaran, Saatnya Pilih Saham Murah
Kenaikan IHSG yang disertai besarnya volume transaksi mengindikasikan bahwa banyak pelaku pasar yang berpartisipasi dalam mendorong IHSG ke atas. Sebaliknya pada perdagangan hari Senin kala IHSG anjlok hingga 1,8%, volume transaksi tercatat sangat kecil yakni hanya sebanyak 5,96 miliar unit saham.
Kemudian pada periode 30 Agustus-5 September (5 hari perdagangan) kala IHSG terus turun dan terkoreksi 6,3%, rata-rata volume transaksi justru ambruk menjadi hanya 5,77 miliar unit. Pelemahan rupiah yang signifikan pada periode itu (1,91% di pasar spot melawan dolar AS) tak begitu kuat untuk memaksa investor melepas saham dalam unit yang besar.
Pertanyaannya, ketika tanda-tanda IHSG bersiap melesat sudah kian terlihat, saham-saham apa yang akan memotori kenaikan IHSG? Jika IHSG benar melesat nantinya, saham-saham berkapitalisasi pasar besar alias bluechip berpeluang menjadi motor utamanya.
Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan 10 saham anggota indeks LQ45 yang telah terkoreksi paling dalam sepanjang tahun ini. Koreksi yang sudah dalam tentu membuka ruang bagi investor untuk melakukan akumulasi dan mendorong kenaikan IHSG.
No | Nama Emiten | Kode Saham | *Imbal Hasil Sepanjang 2018 |
1 | PT Pembangunan Perumahan Tbk | PTPP | -44,13% |
2 | PT AKR Corporindo Tbk | AKRA | -44,09% |
3 | PT Matahari Department Store Tbk | LPPF | -37,5% |
4 | PT Media Nusantara Citra Tbk | MNCN | -35% |
5 | PT Bumi Serpong Damai Tbk | BSDE | -32,9% |
6 | PT Jasa Marga Tbk | JSMR | -32,3% |
7 | PT Adhi Karya Tbk | ADHI | -28,6% |
8 | PT Kalbe Farma Tbk | KLBF | -28,4% |
9 | PT Bank Tabungan Negara Tbk | BBTN | -27,5% |
10 | PT Lippo Karawaci Tbk | LPKR | -27% |
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Sudah Diobral Besar-besaran, Saatnya Pilih Saham Murah
Most Popular