BI Jelaskan Seretnya Dolar AS di RI yang Buat Rupiah Melemah

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
19 September 2018 12:42
Bank Indonesia (BI) menjelaskan bagaimana kebutuhan tinggi impor Indonesia jadi penyebab rupiah semakin lemah atas dolar AS
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menjelaskan bagaimana kebutuhan tinggi impor Indonesia jadi penyebab rupiah semakin lemah atas dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi menyebut, hal itu disebabkan industri dalam negeri yang belum mampu menghasilkan barang modal di tengah kegiatan pembangunan.

Dalam kondisi saat ini, kebutuhan itu menjadi beban tersendiri ketika dolar AS tengah menguat. Dia pun mengibaratkan dengan analogi irigasi, di mana dolar AS adalah air sementara The Fed sebagai pengendali pintu air.
Cerita Lengkap dari BI Soal Impor yang Bikin Rupiah TertekanFoto: Doddy Zulverdi (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)

"Ladang kita tergantung irigasi, sejauh mana itu lancar dan debit airnya banyak. Namun air itu bukan kita yang mengendalikan, yang mengendalikan pihak lain," ujar Doddy dalam Seminar bertajuk Ke Mana Arah Rupiah di Gedung DPR, Rabu (19/9/2018).

Dengan posisi AS yang mengurangi dolar AS sejak tahun lalu, suku bunga yang berpengaruh terhadap nilai dolar AS terkerek naik.

"Negara yang membeli dolar AS atau yang butuh seperti Indonesia menerima lebih sedikit dolar AS yang bisa digunakan, dan harganya naik," sambung Dody.

Selain pengaruh ektsternal itu, rupiah ikut tertekan oleh berbagai gangguan lain yaitu perang dagang. Kebijakan kenaikan tarif pajak yang diberlakukan oleh AS, membuat ekonomi bergejolak dan berpengaruh pada banyak faktor.

Ia menegaskan hal tersebut berdampak pada banyak negara di dunia. Namun untuk Indonesia, dia menegaskan kondisi ekonomi sebenarnya sedang meningkat. Namun dari sisi investasi ada kekhawatiran para investor karena krisis beberapa negara emerging market, seperti Turki dan Argentina.

"Itu yang kita lakukan untuk mengatasi, salah satunya dengan menaikkan suku bunga agar instrumen kita menarik bagi investor," pungkas





(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular