China Balas Tarif Impor AS, Harga Obligasi Terbang

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
19 September 2018 11:26
Arus Dana Global Berbalik Arah
Foto: Freepik
Respon China terhadap ancaman AS dengan aksi penjualan UST oleh China ternyata mengurangi keyakinan pelaku pasar terhadap kekuatan politik dan ekonomi pemerintahan Paman Trump serta potensi semakin meradangnya perang dagang. 

Kondisi makroekonomi AS yang kurang meyakinkan tersebut turut membuat pelaku pasar kembali menurunkan ekspektasi perbaikan ekonomi yang sedang menjadi perhatian global serta potensi meredanya perang dagang lebih cepat daripada prediksi. 

Perbaikan ekonomi yang belum lancar dapat menurunkan prediksi penaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif menjadi lebih ringan tahun depan. Karena itu, investor global tampaknya segera mengganti sikap yang tadinya menghindari risiko menjadi lebih mengejar risiko, termasuk instrumen investasinya. 

Dana panas investor yang tadinya dialihkan ke safe haven justru berbalik mencari return investasiyang lebih tinggi, terutama ke instrumen investasi negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebelumnya, kami memprediksi aksi balasan China akan memperlebar potensi semakin memanasnya perang dagang. 

Di sisi lain, kenaikan yield US Treasury turut mempersempit selisih UST dengan SBN bertenor 10 tahun. Kemarin, spread tersebut berada pada 544 bps, dan karena kenaikan yield UST 10 tahun sempat menjadi 3,06%, maka spread menyempit menjadi 539 bps. 

Spread yang masih lebar (di atas level psikologis 500 bps), ditambah faktor turunnya yield US Treasury, seharusnya dapat membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek. Rebalancing tersebut membuat investasi di pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik karena lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. 

Penguatan signifikan di pasar surat utang tersebut ternyata juga terjadi di pasar ekuitas, tetapi masih belum terjadi terhadap rupiah di pasar nilai tukar mata uang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik signifikan 1,04% menjadi 5.872 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar mata uang garuda masih melemah tipis 0,2% menjadi Rp 14.880 terhadap setiap dolar AS.  

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular