
Perang Dagang Tak Seburuk Perkiraan, Wall Street Lari Kencang
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 September 2018 06:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street lari kencang pada perdagangan hari Selasa (18/9/2018) karena pengenaan bea impor baru terhadap produk Amerika Serikat (AS) dan China tidak seburuk yang diperkirakan. Penguatan saham teknologi juga mampu mendorong kenaikan pasar secara umum.
Dow Jones Industrial Average melesat 0,71% ke posisi 26.246,96 karena penguatan saham-saham Nike dan Boeing. S&P 500 bertambah 0,5% menjadi 2.904,31 dipimpin sektor konsumer dan industrial. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 0,8% ke 7.956,11 dengan Netflix, amazon, Apple, dan induk Google, Alphabet, ditutup naik.
China mengumumkan bea impor yang menargetkan lebih dari 5.000 produk AS yang akan berlaku mulai 24 September. Nilai barang-barang yang ditargetkan itu mencapai US$60 miliar (Rp 892,6 triliun). Namun, China mengenakan besaran bea masuk 10% pada barang-barang yang sebelumnya rencananya akan dijatuhi tarif imposr 20%, CNBC International melaporkan.
Kabar tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan Negeri Paman Sam akan memungut bea impor 10% terhadap produk-produk China senilai US$200 miliar mulai 24 September. Besaran tarif itu akan naik menjadi 25% akhir tahun nanti.
"Pasar berpikir ini bukanlah skenario terburuk. Itulah mengapa reli semu ini terjadi," kata Daniel Deming, direktur pelaksana di KKM Financial.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan tarif impor baru itu ditujukan untuk mengubah perilaku China dan menyamakan posisi perusahaan AS di Negeri Tirai Bambu itu. China kehabisan peluru untuk menyerang balik, kata Ross dalam acara Squawk Box di CNBC.
Saling balas bea masuk itu terjadi setelah beredar kabar bahwa pejabat AS berusaha memulai kembali perundingan dagang dengan China.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average melesat 0,71% ke posisi 26.246,96 karena penguatan saham-saham Nike dan Boeing. S&P 500 bertambah 0,5% menjadi 2.904,31 dipimpin sektor konsumer dan industrial. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 0,8% ke 7.956,11 dengan Netflix, amazon, Apple, dan induk Google, Alphabet, ditutup naik.
China mengumumkan bea impor yang menargetkan lebih dari 5.000 produk AS yang akan berlaku mulai 24 September. Nilai barang-barang yang ditargetkan itu mencapai US$60 miliar (Rp 892,6 triliun). Namun, China mengenakan besaran bea masuk 10% pada barang-barang yang sebelumnya rencananya akan dijatuhi tarif imposr 20%, CNBC International melaporkan.
"Pasar berpikir ini bukanlah skenario terburuk. Itulah mengapa reli semu ini terjadi," kata Daniel Deming, direktur pelaksana di KKM Financial.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan tarif impor baru itu ditujukan untuk mengubah perilaku China dan menyamakan posisi perusahaan AS di Negeri Tirai Bambu itu. China kehabisan peluru untuk menyerang balik, kata Ross dalam acara Squawk Box di CNBC.
Saling balas bea masuk itu terjadi setelah beredar kabar bahwa pejabat AS berusaha memulai kembali perundingan dagang dengan China.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular