
Kemenkeu: Impor Bakal Tumbuh Double Digit Sepanjang 2018
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 September 2018 12:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan geliat impor sepanjang 2018 bisa tumbuh hingga 11,5%. Meski demikian, akselerasi impor pada tahun depan bisa berada di single digit,
Hal ini dikemukakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Impor tahun ini akan sedikit lebih tinggi. Impor 2018 kami proyeksikan tumbuh 11,5%," kata Suahasil di gedung parlemen, Selasa (18/9/2018).
Lonjakan impor dalam beberapa bulan terakhir memang menjadi 'biang kerok' yang menyebabkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tekor pada kuartal II-2018.
Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan mencatatkan defisit sebesar 3,04% dari PDB. Menko Perekonomian Darmin Nasution bahkan memperkirakan, defisit transaksi berjalan kuartal III lebih tinggi.
"Impor kita meningkat cukup pesat. Ini dimulai di semester kedua. Tekanan di neraca pembayaran mulai terasa," katanya.
Meskipun akselerasi impor cukup tinggi tahun ini, namun pemerintah memperkirakan laju impor tahun depan tidak akan setinggi tahun ini. Pemerintah memperkirakan, impor tahun depan tumbuh 7,1%.
"Kita harus waspadai, karena dia akan terkena persepsi mengenai nilai rupia. Meski pertumbuhan 5,2%, kalau persepsi eksternal impor akan meningkat terus, maka CAD akan memberikan tekanan pada rupiah," jelasnya.
(dru) Next Article Daftar Barang Ekspor yang Loyo di Awal 2019
Hal ini dikemukakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Impor tahun ini akan sedikit lebih tinggi. Impor 2018 kami proyeksikan tumbuh 11,5%," kata Suahasil di gedung parlemen, Selasa (18/9/2018).
![]() |
Lonjakan impor dalam beberapa bulan terakhir memang menjadi 'biang kerok' yang menyebabkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tekor pada kuartal II-2018.
"Impor kita meningkat cukup pesat. Ini dimulai di semester kedua. Tekanan di neraca pembayaran mulai terasa," katanya.
Meskipun akselerasi impor cukup tinggi tahun ini, namun pemerintah memperkirakan laju impor tahun depan tidak akan setinggi tahun ini. Pemerintah memperkirakan, impor tahun depan tumbuh 7,1%.
"Kita harus waspadai, karena dia akan terkena persepsi mengenai nilai rupia. Meski pertumbuhan 5,2%, kalau persepsi eksternal impor akan meningkat terus, maka CAD akan memberikan tekanan pada rupiah," jelasnya.
(dru) Next Article Daftar Barang Ekspor yang Loyo di Awal 2019
Most Popular