Perang Dagang AS-China Bawa Bursa Saham Asia Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 September 2018 09:06
Bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini.
Foto: Bursa China (Reuters/Aly Song)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei turun 0,23%, indeks Shanghai turun 0,28%, indeks Hang Seng turun 0,32%, indeks Strait Times turun 0,59%, dan indeks Kospi turun 0,66%.

Eskalasi perang dagang AS-China membuat pelaku pasar memasang mode defensif dengan melepas instrumen berisiko seperti saham. Presiden AS Donald Trump akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai 24 September 2018. Bea masuk tersebut kemudian akan naik menjadi 25% pada akhir tahun ini.

Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar. Besarnya nilai barang yang kini disasar oleh AS dipastikan akan mempengaruhi laju perekonomian kedua negara.

Langkah sang presiden yang diumumkan hari Senin (17/9/2018) malam waktu setempat atau Selasa dini hari waktu Indonesia semakin memanaskan ketegangan di antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. China telah berulang kali menegaskan akan membalas segala tindakan pengenaan bea masuk baru oleh AS.

Parahnya lagi, Trump mengatakan bahwa "jika China membalas dengan menargetkan petani dan industri kami lainnya, kami akan segera masuk fase ketiga dengan tarif impor terhadap impor dari China lainnya senilai US$267 miliar."

Kini, kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang antar kedua negara akan kian sulit untuk dicapai. Seperti yang diketahui sebelumnya, pihak AS pada minggu lalu telah mengirimkan surat kepada pihak China untuk melakukan negosiasi dagang.

Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi yang dijadwalkan untuk dirilis di Jepang, China, Singapura, dan Korea Selatan. Di Hong Kong, data tingkat pengangguran periode Agustus akan diumumkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ray) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular