
Upah Buruh Tani Capai Rekor Tertinggi Dalam 3 Tahun
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
17 September 2018 13:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata upah nominal buruh tani pada Agustus 2018 naik sebesar 0,24% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke angka Rp52.505/hari. Secara tahunan (year-on-year/YoY), upah nominal buruh tani naik sebesar 4,84%.
Adapun upah riil buruh tani di bulan lalu naik 0,57% MtM ke angka Rp37.863/hari. Sedangkan, secara YoY, upah riil mampu membukukan penguatan sebesar 0,95%. Secara historis, upah riil di Agustus merupakan yang tertinggi dalam nyaris 3 tahun terakhir, atau sejak Oktober 2015.
Sebagai informasi, upah riil merupakan perbandingan antara upah nominal dengan Indeksi Konsumsi Rumah Tangga (IKRT). Perubahan upah riil menggambarkan daya beli dari pendapatan yang diterima para pekerja. Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi kemampuan ekonominya, atau sebaliknya.
Sementara upah nominal merupakan rata-rata upah harian yang diterima buruh sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan. Meski upah nominal menunjukkan kenaikan, angka tersebut belum tentu mencerminkan kesejahteraan buruh.
Beralih ke daerah perkotaan, upah buruh bangunan riil juga naik 0,19% MtM ke angka Rp64.442/hari pada bulan Agustus 2018.
Sayangnya, nasib buruh bangunan agak bertolak belakang dari buruh tani. Secara YoY, upah buruh bangunan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,76% di Agustus. Artinya, daya beli buruh bangunan justru malah anjlok di tahun ini, dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintahan Jokowi-JK. Bisa jadi kondisi ekonomi yang sedang lesu memang menekan pendapatan atau daya beli masyarakat kelas ekonomi terbawah. Upah buruh tani riil yang melesat kencang bisa saja hanya terbantu oleh maraknya dana desa dan program padat karya tunai.
(RHG) Next Article Februari 2019, BPS: Harga Beras di Penggilingan Turun
Adapun upah riil buruh tani di bulan lalu naik 0,57% MtM ke angka Rp37.863/hari. Sedangkan, secara YoY, upah riil mampu membukukan penguatan sebesar 0,95%. Secara historis, upah riil di Agustus merupakan yang tertinggi dalam nyaris 3 tahun terakhir, atau sejak Oktober 2015.
Sebagai informasi, upah riil merupakan perbandingan antara upah nominal dengan Indeksi Konsumsi Rumah Tangga (IKRT). Perubahan upah riil menggambarkan daya beli dari pendapatan yang diterima para pekerja. Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi kemampuan ekonominya, atau sebaliknya.
Beralih ke daerah perkotaan, upah buruh bangunan riil juga naik 0,19% MtM ke angka Rp64.442/hari pada bulan Agustus 2018.
Sayangnya, nasib buruh bangunan agak bertolak belakang dari buruh tani. Secara YoY, upah buruh bangunan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,76% di Agustus. Artinya, daya beli buruh bangunan justru malah anjlok di tahun ini, dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintahan Jokowi-JK. Bisa jadi kondisi ekonomi yang sedang lesu memang menekan pendapatan atau daya beli masyarakat kelas ekonomi terbawah. Upah buruh tani riil yang melesat kencang bisa saja hanya terbantu oleh maraknya dana desa dan program padat karya tunai.
(RHG) Next Article Februari 2019, BPS: Harga Beras di Penggilingan Turun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular