
Rupiah Terpeleset ke Zona Merah, Ini Penyebabnya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2018 11:10

Dari sisi eksternal, koreksi terhadap rupiah terjadi karena dolar AS yang mulai bangkit. Pada pukul 10:53 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat tipis 0,01%.
Dolar AS yang sudah murah membuat minat terhadap mata uang ini meningkat. Maklum, dalam sebulan terakhir Dollar Index sudah amblas 1,98%. Akibatnya, aksi borong menjangkiti dolar AS sehingga nilainya naik alias semakin mahal.
Tidak hanya di luar negeri, dolar AS yang sudah murah sepertinya juga membuat pelaku pasar di Indonesia melakukan aksi beli. Dolar AS yang tadi pagi sempat di bawah Rp 14.800 dinilai sudah murah, sehingga merangsang perburuan terhadap greenback.
Pelepasan terhadap aset-aset berbasis rupiah untuk ditukarkan ke dolar AS membuat nilai rupiah turun alias semakin murah. Aksi jual terhadap aset berbasis rupiah terlihat di pasar obligasi, di mana sejumlah seri mengalami kenaikan imbal hasil (yield). Yield yang naik menandakan harga sedang turun akibat tekanan jual.
Untuk obligasi pemerintah Indonesia seri acuan tenor 1 tahun, yield naik 5,2 basis poin (bps) menjadi 7,674%. Kemudian yield untuk tenor 5 tahun naik 1,2 bps menjadi 8,466% dan tenor 15 tahun naik 3,3 bps ke 8,809%.
Jika kebangkitan dolar AS semakin nyata, maka rupiah bakal kian tertekan. Minimnya sentimen domestik di dalam negeri membuat rupiah hanya bergantung pada satu harapan yaitu intervensi Bank Indonesia (BI).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Dolar AS yang sudah murah membuat minat terhadap mata uang ini meningkat. Maklum, dalam sebulan terakhir Dollar Index sudah amblas 1,98%. Akibatnya, aksi borong menjangkiti dolar AS sehingga nilainya naik alias semakin mahal.
Tidak hanya di luar negeri, dolar AS yang sudah murah sepertinya juga membuat pelaku pasar di Indonesia melakukan aksi beli. Dolar AS yang tadi pagi sempat di bawah Rp 14.800 dinilai sudah murah, sehingga merangsang perburuan terhadap greenback.
Untuk obligasi pemerintah Indonesia seri acuan tenor 1 tahun, yield naik 5,2 basis poin (bps) menjadi 7,674%. Kemudian yield untuk tenor 5 tahun naik 1,2 bps menjadi 8,466% dan tenor 15 tahun naik 3,3 bps ke 8,809%.
Jika kebangkitan dolar AS semakin nyata, maka rupiah bakal kian tertekan. Minimnya sentimen domestik di dalam negeri membuat rupiah hanya bergantung pada satu harapan yaitu intervensi Bank Indonesia (BI).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular