
Hati-hati, Penguatan Rupiah Semakin Menipis
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2018 09:24

Hal yang perlu diwaspada adalah apresiasi rupiah semakin tipis. Dolar AS yang awalnya bisa didorong ke bawah Rp 14.800 kini kembali ke kisaran tersebut.
Pasalnya dolar AS perlahan mulai bangkit. Pada pukul 09:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat tipis 0,02%. Dini hari tadi, indeks ini terkoreksi hingga ke kisaran 0,4%.
Sepertinya dolar AS mengalami technical rebound, penguatan yang lebih disebabkan faktor teknikal. Merujuk data, Dollar Index sudah melemah 0,21% dalam seminggu terakhir dan selama sebulan ke belakang koreksinya mencapai 1,97%.
Koreksi tersebut membuat dolar AS menjadi lebih terjangkau sehingga menarik minat investor. Pelan tapi pasti, aliran dana mulai kembali merapat ke Negeri Paman Sam.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS juga masih melanjutkan reli. Pada pukul 09:14 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 2,97% atau naik 0,7 basis poin. Hubungan yield dan dolar AS adalah berbanding lurus, kenaikan yield menandakan dolar AS akan cenderung menguat.
Sejauh ini dolar AS memang masih cenderung melemah di Asia. Ini karena risk appetite pasar mulai pulih seiring rencana perundingan dagang AS-China. Sepertinya sentimen ini masih dominan sehingga pergerakan greenback bisa dijaga.
Namun mata uang Asia perlu hati-hati. Sebab, dolar AS bisa sewaktu-waktu menipiskan pelemahannya, bahkan bukan tidak mungkin berbalik menguat meski itu agak sulit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pasalnya dolar AS perlahan mulai bangkit. Pada pukul 09:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat tipis 0,02%. Dini hari tadi, indeks ini terkoreksi hingga ke kisaran 0,4%.
Sepertinya dolar AS mengalami technical rebound, penguatan yang lebih disebabkan faktor teknikal. Merujuk data, Dollar Index sudah melemah 0,21% dalam seminggu terakhir dan selama sebulan ke belakang koreksinya mencapai 1,97%.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS juga masih melanjutkan reli. Pada pukul 09:14 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 2,97% atau naik 0,7 basis poin. Hubungan yield dan dolar AS adalah berbanding lurus, kenaikan yield menandakan dolar AS akan cenderung menguat.
Sejauh ini dolar AS memang masih cenderung melemah di Asia. Ini karena risk appetite pasar mulai pulih seiring rencana perundingan dagang AS-China. Sepertinya sentimen ini masih dominan sehingga pergerakan greenback bisa dijaga.
Namun mata uang Asia perlu hati-hati. Sebab, dolar AS bisa sewaktu-waktu menipiskan pelemahannya, bahkan bukan tidak mungkin berbalik menguat meski itu agak sulit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular