Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Harus 'Smooth'

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
12 September 2018 14:04
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menjadi pembicara dalam sebuah diskusi Asia Economic Outlook
Foto: Sri Mulyani Indrawati (REUTERS/Kham)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menjadi pembicara dalam sebuah diskusi Asia Economic Outlook dalam pertemuan World Economc Forum (WEF) di Hanoi, Vietnam.

Sri Mulyani mengatakan, ketika bank sentral AS menaikkan suku bunganya, maka secara global bank sentral negara-negara lain juga akan menaikkan.

"Secara global, suku bunga lainnya juga akan naik. [...] Semua merespons dan bagaimana mempertahankan fundamental negaranya masing-masing," kata Sri Mulyani seperti dalam Live Streaming diskusi WEF, Rabu (12/9/2018).
Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Harus 'Smooth'Foto: Sri Mulyani Indrawati di World Economic Forum (REUTERS/Kham)

Menurut Sri Mulyani, dengan kenaikan bunga acuan di AS, maka terjadi keketatan likuiditas secara global. Hal ini akan mendorong pelemahan nilai tukar juga secara global.

"Untuk itu bagaimana bank sentral harus menjaga pelemahan nilai tukar secara smooth. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi investor atau pelaku bisnis untuk ikut meng-adjust," tutur Sri Mulyani.

Sejak awal 2018, nilai tukar rupiah sendiri telah terdepresiasi hingga nyaris 10% atau tepatnya 9,73%. Rupiah per dolar AS terdepresiasi dari Rp 13.565/US$ ke Rp 14.885/US$.

(wed) Next Article Tahun Depan, Sri Mulyani Sebut Rupiah Bisa ke Rp 15.000/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular