
Perang Dagang AS-China Makin Panas, Indeks Shanghai Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 September 2018 08:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah 0,16% ke level 2.698,01, sementara indeks Hang Seng terkoreksi 0,19% ke level 26.922,27.
Perang dagang antara China dan AS yang kian panas membuat bursa saham China dan Hong Kong dijauhi investor. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar bisa mulai diberlakukan dalam waktu yang sangat dekat. Sebagai catatan, tahapan dengan pendapat mengenai kebijakan ini telah berakhir pada hari Kamis kemarin (6/9/2018).
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar. Pihak China sudah memperingatkan bahwa akan ada serangan balasan jika AS tetap bersikeras mengeksekusi rencananya.
Lebih lanjut, Trump mengungkapkan bahwa AS bisa mengenakan bea masuk baru bagi produk impor China lainnya senilai US$ 267 miliar.
"Saya benci mengatakan ini, tapi dibalik itu (bea masuk yang menyasar produk impor China senilai US$ 200 miliar), ada US$ 267 miliar lainnya yang bisa diterapkan dalam pemberitahuan yang singkat jika saya mau", papar Trump, dikutip dari CNBC International.
Pada pagi hari ini, data inflasi China periode Agustus diumumkan di level 2,3% YoY, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 2,2% YoY. Sementara di Hong Kong, tidak ada data ekonomi yang direncanakan untuk dirilis pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Damai Dagang Makin Pasti, Shanghai dan Hang Seng Menguat
Perang dagang antara China dan AS yang kian panas membuat bursa saham China dan Hong Kong dijauhi investor. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar bisa mulai diberlakukan dalam waktu yang sangat dekat. Sebagai catatan, tahapan dengan pendapat mengenai kebijakan ini telah berakhir pada hari Kamis kemarin (6/9/2018).
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar. Pihak China sudah memperingatkan bahwa akan ada serangan balasan jika AS tetap bersikeras mengeksekusi rencananya.
"Saya benci mengatakan ini, tapi dibalik itu (bea masuk yang menyasar produk impor China senilai US$ 200 miliar), ada US$ 267 miliar lainnya yang bisa diterapkan dalam pemberitahuan yang singkat jika saya mau", papar Trump, dikutip dari CNBC International.
Pada pagi hari ini, data inflasi China periode Agustus diumumkan di level 2,3% YoY, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 2,2% YoY. Sementara di Hong Kong, tidak ada data ekonomi yang direncanakan untuk dirilis pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Damai Dagang Makin Pasti, Shanghai dan Hang Seng Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular