Minim Sentimen Positif, Straits Times Dibuka Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 September 2018 08:47
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Straits Times dibuka melemah 0,1% ke level 3.131,2. Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 18 mencatatkan penurunan harga, 6 saham ditransaksikan menguat, sementara 6 saham tak mencatatkan perubahan harga.
Minimnya sentimen positif membuat bursa saham Singapura terpeleset ke zona merah. Dari dalam negeri, tak ada data ekonomi yang direncanakan untuk dirilis pada hari ini. Dari sisi eksternal, perang dagang antara AS-China dan AS-Kanada membuat investor menjauhi bursa saham.
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar bisa mulai diberlakukan dalam waktu yang sangat dekat. Bahkan, dirinya mengungkapkan bahwa AS bisa mengenakan bea masuk baru bagi produk impor China lainnya senilai US$ 267 miliar.
"Saya benci mengatakan ini, tapi dibalik itu (bea masuk yang menyasar produk impor China senilai US$ 200 miliar), ada US$ 267 miliar lainnya yang bisa diterapkan dalam pemberitahuan yang singkat jika saya mau", papar Trump, dikutip dari CNBC International.
Dengan Kanada, hingga saat ini tidak ada kabar baik yang muncul terkait dengan negosiasi pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Beberapa masalah masih menghambat jalannya pencapaian kesepakatan.
Kevin Brady, Direktur Komite Sarana dan Prasarana Kongres AS dari Partai Republik, mengatakan bahwa masih ada perbedaan di antara kedua belah pihak tentang kuota produk susu (dairy), prosedur penyelesaian perselisihan dagang, dan isu-isu lama lainnya. Seperti diketahui, pemerintahan Trump menuduh Kanada mendiskriminasi ekspor dairy asal AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Singapura Mengawali 2019 dari Zona Hijau
Minimnya sentimen positif membuat bursa saham Singapura terpeleset ke zona merah. Dari dalam negeri, tak ada data ekonomi yang direncanakan untuk dirilis pada hari ini. Dari sisi eksternal, perang dagang antara AS-China dan AS-Kanada membuat investor menjauhi bursa saham.
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar bisa mulai diberlakukan dalam waktu yang sangat dekat. Bahkan, dirinya mengungkapkan bahwa AS bisa mengenakan bea masuk baru bagi produk impor China lainnya senilai US$ 267 miliar.
Dengan Kanada, hingga saat ini tidak ada kabar baik yang muncul terkait dengan negosiasi pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Beberapa masalah masih menghambat jalannya pencapaian kesepakatan.
Kevin Brady, Direktur Komite Sarana dan Prasarana Kongres AS dari Partai Republik, mengatakan bahwa masih ada perbedaan di antara kedua belah pihak tentang kuota produk susu (dairy), prosedur penyelesaian perselisihan dagang, dan isu-isu lama lainnya. Seperti diketahui, pemerintahan Trump menuduh Kanada mendiskriminasi ekspor dairy asal AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Singapura Mengawali 2019 dari Zona Hijau
Most Popular