
Investor, Waspadai Pergerakan Rupiah Minggu Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 September 2018 08:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Di awal pekan ini investor perlu mencermati pergerakan rupiah yang berpotensi kembali melemah setelah dua hari perdagangan sebelumnya berhasil menguat. Pergerakan rupiah ini dapat memengaruhi gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di minggu ini.
Selama dua hari berturut-turut, Kamis dan Jumat (6-7/9/2018) rupiah berhasil mengalahkan gerak greenback sebesar 0,3% dan 0,47%. Sejalan dengan itu indeks saham dalam negeri juga ikut menguat masing-masing 1,63% dan 1,30%.
Peluang mata uang Amerika ini kembali menguat setelah keluarnya data tenaga kerja Amerika yang positif, menurut Tim Riset CNBC Indonesia. Hasilnya, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Agustus diumumkan di level 201.000, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar 191.000.
Kuatnya kedua data tersebut lantas didukung oleh kenaikan rata-rata upah per jam periode Agustus yang sebesar 0,4% MoM, kenaikan terkencang pada tahun ini. Capaian tersebut juga cukup jauh di atas estimasi yang sebesar 0,2% MoM.
Kondisi ini akan semakin membuat bank sentral AS, Federal Reserve, percaya diri untuk menaikkan suku bunganya di bulan ini. Hal ini menyebabkan pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, indeks dolar kembali bertaring dan menguat 0,30%.
(prm) Next Article Rupiah Kian Perkasa di Tengah Sentimen AS-Iran
Selama dua hari berturut-turut, Kamis dan Jumat (6-7/9/2018) rupiah berhasil mengalahkan gerak greenback sebesar 0,3% dan 0,47%. Sejalan dengan itu indeks saham dalam negeri juga ikut menguat masing-masing 1,63% dan 1,30%.
Peluang mata uang Amerika ini kembali menguat setelah keluarnya data tenaga kerja Amerika yang positif, menurut Tim Riset CNBC Indonesia. Hasilnya, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Agustus diumumkan di level 201.000, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar 191.000.
Sementara itu, tingkat pengangguran periode Agustus diumumkan di level 3,9%, sama dengan capaian periode Juli namun lebih tinggi dari ekspektasi yang sebesar 3,8%. Tingkat pengangguran yang sebesar 3,9% tetap saja merupakan level yang sangat rendah bagi AS.
Kuatnya kedua data tersebut lantas didukung oleh kenaikan rata-rata upah per jam periode Agustus yang sebesar 0,4% MoM, kenaikan terkencang pada tahun ini. Capaian tersebut juga cukup jauh di atas estimasi yang sebesar 0,2% MoM.
Kondisi ini akan semakin membuat bank sentral AS, Federal Reserve, percaya diri untuk menaikkan suku bunganya di bulan ini. Hal ini menyebabkan pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, indeks dolar kembali bertaring dan menguat 0,30%.
(prm) Next Article Rupiah Kian Perkasa di Tengah Sentimen AS-Iran
Most Popular