
Dibantu Penguatan Rupiah dan Pajak Impor, IHSG Menguat 0,13%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 September 2018 12:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,13% hingga akhir sesi 1 ke level 5.691,14. Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham kawasan Asia lainnya yang juga menghijau hingga siang hari: indeks Shanghai naik 0,17%, indeks Strait Times naik 0,04%, indeks Kospi naik 0,01%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,23%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,24 triliun dengan volume sebanyak 4,9 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 230.936 kali.
Penguatan rupiah memotori aksi beli yang dilakukan investor; rupiah menguat 0,25% di pasar spot ke level Rp 14.892/dolar AS. Saat ini, greenback memang sedang loyo, terlihat dari indeks dolar AS yang terkoreksi sebesar 0,09%. Penguatan yang sudah terjadi sejak 30 Agustus silam membuat investor tergiur untuk melakukan aksi ambil untung.
Selain itu, kinerja rupiah juga terdongkrak oleh kebijakan pemerintah yang memperketat impor barang-barang konsumsi. Sebanyak 1.147 barang impor akan mengalami kenaikan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22. Rinciannya, 719 produk naik dari 2,5% menjadi 7,5%, 218 produk naik dari 2,5% menjadi 10%, dan 210 produk naik dari 7,5% menjadi 10%.
Tak hanya menahan pelemahan rupiah, kebijakan ini juga membawa berkah bagi emiten di tanah air, seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Hingga akhir sesi 1, harga saham UNVR menguat 1,26% ke level Rp 42.125/dolar AS.
UNVR berpotensi diuntungkan oleh kenaikan PPh pasal 22 untuk produk sabun mandi dan shampo. Kenaikan PPh yang ditetapkan juga cukup signifikan, yakni dari 2,5% menjadi 10%.
UNVR sendiri memproduksi kedua produk tersebut melalui pabriknya yang berada di Indonesia. Mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan tahun 2017, perusahaan memiliki 9 pabrik. Tujuh pabrik berada di Kawasan Industri Jababeka, Bekasi, sementara 2 pabrik lainnya berlokasi di Rungkut, Surabaya. Ada harapan bahwa penjualan perusahaan akan terdongkrak seiring dengan makin mahalnya produk-produk impor.
Merek-merek sabun mandi dan shampo buatan perusahaan diantaranya: Dove, Lifebuoy, Lux, dan Sunsilk.
Dari sisi eksternal, ada sentimen positif berupa aura perdamaian di semenanjung Korea. Pasca bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang, pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa Kim terbuka untuk opsi denukilirisasi yang lebih "kuat" jika pihak AS mengambil langkah-langkah yang mengakui penangguhan uji coba senjata nuklir yang sudah dilakukan pihaknya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Korea Selatan dan Utara juga setuju untuk menggelar kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ke ibu kota Korea Utara pada 18-20 September. Moon dan Kim akan membicarakan denuklirirsasi, penciptaan perdamaian, dan dan langkah-langkah detil untuk meredakan ketegangan di bidang militer, papar Chung Eui-yong yang merupakan pimpinan dari South Korean National Security Office.
Sisi negatifnya, investor asing belum berhenti melakukan aksi jual. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 135 miliar. Investor asing nampaknya masih menunggu kelanjutan dari perang dagang antara AS dengan China dan Kanada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,24 triliun dengan volume sebanyak 4,9 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 230.936 kali.
Penguatan rupiah memotori aksi beli yang dilakukan investor; rupiah menguat 0,25% di pasar spot ke level Rp 14.892/dolar AS. Saat ini, greenback memang sedang loyo, terlihat dari indeks dolar AS yang terkoreksi sebesar 0,09%. Penguatan yang sudah terjadi sejak 30 Agustus silam membuat investor tergiur untuk melakukan aksi ambil untung.
Tak hanya menahan pelemahan rupiah, kebijakan ini juga membawa berkah bagi emiten di tanah air, seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Hingga akhir sesi 1, harga saham UNVR menguat 1,26% ke level Rp 42.125/dolar AS.
UNVR berpotensi diuntungkan oleh kenaikan PPh pasal 22 untuk produk sabun mandi dan shampo. Kenaikan PPh yang ditetapkan juga cukup signifikan, yakni dari 2,5% menjadi 10%.
UNVR sendiri memproduksi kedua produk tersebut melalui pabriknya yang berada di Indonesia. Mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan tahun 2017, perusahaan memiliki 9 pabrik. Tujuh pabrik berada di Kawasan Industri Jababeka, Bekasi, sementara 2 pabrik lainnya berlokasi di Rungkut, Surabaya. Ada harapan bahwa penjualan perusahaan akan terdongkrak seiring dengan makin mahalnya produk-produk impor.
Merek-merek sabun mandi dan shampo buatan perusahaan diantaranya: Dove, Lifebuoy, Lux, dan Sunsilk.
Dari sisi eksternal, ada sentimen positif berupa aura perdamaian di semenanjung Korea. Pasca bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang, pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa Kim terbuka untuk opsi denukilirisasi yang lebih "kuat" jika pihak AS mengambil langkah-langkah yang mengakui penangguhan uji coba senjata nuklir yang sudah dilakukan pihaknya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Korea Selatan dan Utara juga setuju untuk menggelar kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ke ibu kota Korea Utara pada 18-20 September. Moon dan Kim akan membicarakan denuklirirsasi, penciptaan perdamaian, dan dan langkah-langkah detil untuk meredakan ketegangan di bidang militer, papar Chung Eui-yong yang merupakan pimpinan dari South Korean National Security Office.
Sisi negatifnya, investor asing belum berhenti melakukan aksi jual. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 135 miliar. Investor asing nampaknya masih menunggu kelanjutan dari perang dagang antara AS dengan China dan Kanada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Most Popular