
Rupiah Menguat, IHSG ke Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 September 2018 09:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka terkoreksi 0,38%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini sudah melesat naik 0,98% ke level 5.739,38. Sebelumnya, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah: indeks Nikkei turun 0,54%, indeks Kospi turun 0,13%, Indeks Shanghai turun 0,25%, dan indeks Hang Seng turun 0,64%.
Penguatan rupiah memotori aksi beli yang dilakukan investor; rupiah menguat 0,33% di pasar spot ke level Rp 14.880/dolar AS. Saat ini, greenback memang sedang loyo, terlihat dari indeks dolar AS yang terkoreksi sebesar 0,18%. Penguatan yang sudah terjadi sejak 30 Agustus silam membuat investor tergiur untuk melakukan aksi ambil untung.
Di sisi lain, risiko perang dagang mengintai jalannya perdagangan. Pada hari ini, tahapan dengar pendapat untuk aturan pengenaan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar akan berakhir. Beredar kabar bahwa Presiden AS Donald Trump akan segera mengeksekusi kebijakan tersebut segera setelah tahapan dengar pendapat selesai.
Kemungkinan pengenaan bea masuk baru ini menjadi sangat besar setelah Kementerian Perdagangan AS melaporkan defisit perdagangan AS dengan China menyentuh rekor tertinggi yaitu US$ 36,8 miliar pada bulan Juli, naik 10% YoY. Sementara itu, defisit neraca dagang secara total adalah sebesar US$ 50,1 miliar, naik 9,5% YoY. Ini merupakan defisit terdalam selama 5 bulan terakhir.
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar.
Kemudian, pertemuan AS-Kanada terkait dengan pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang mulai dilanjutkan kemarin (5/9/2018) juga membuat investor cemas. Kabar terakhir, Trump menyebut bahwa negosiator dari kedua negara sedang berdiskusi secara intens.
"Jika itu (negosiasi) tidak berhasil, maka itu akan baik-baik saja untuk negara kita namun tidak untuk Kanada," papar Trump pada hari Rabu, seperti dikutip dari Wall Street Journal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Pergerakan IHSG dan Rupiah Jelang Akhir Pekan
Penguatan rupiah memotori aksi beli yang dilakukan investor; rupiah menguat 0,33% di pasar spot ke level Rp 14.880/dolar AS. Saat ini, greenback memang sedang loyo, terlihat dari indeks dolar AS yang terkoreksi sebesar 0,18%. Penguatan yang sudah terjadi sejak 30 Agustus silam membuat investor tergiur untuk melakukan aksi ambil untung.
Di sisi lain, risiko perang dagang mengintai jalannya perdagangan. Pada hari ini, tahapan dengar pendapat untuk aturan pengenaan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar akan berakhir. Beredar kabar bahwa Presiden AS Donald Trump akan segera mengeksekusi kebijakan tersebut segera setelah tahapan dengar pendapat selesai.
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar.
Kemudian, pertemuan AS-Kanada terkait dengan pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang mulai dilanjutkan kemarin (5/9/2018) juga membuat investor cemas. Kabar terakhir, Trump menyebut bahwa negosiator dari kedua negara sedang berdiskusi secara intens.
"Jika itu (negosiasi) tidak berhasil, maka itu akan baik-baik saja untuk negara kita namun tidak untuk Kanada," papar Trump pada hari Rabu, seperti dikutip dari Wall Street Journal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Pergerakan IHSG dan Rupiah Jelang Akhir Pekan
Most Popular