
Analisis Teknikal
Tren Bearish Masih Tampak, Mungkinkah IHSG ke Level 5.500?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 September 2018 18:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup melemah 3,76% ke level 5.863,5, pelemahan hari ini membuat IHSG secara tahun berjalan (year to date /ytd) turun 708 poin atau terkoreksi 11,17%. Pertanyaannya, setelah koreksi hari ini ke mana arah IHSG akan bergerak?
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun global. Dari dalam negeri, pemerintah masih berusaha memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Bank Indonesia (BI) mengumumkan data kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Adapun sentimen global yang paling membuat was-was berasal depresiasi beberapa mata uang, setelah Venezuela, turki dan Agentina, kini investor dibuat khawatir akan depresiasi dalam pada mata uang Afrika Selatan (RAND).
Akibatnya rupiah dan IHSG sama-sama longsor cukup dalam. Hingga pukul 15:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.925 melemah 10% sejak awal tahun.
Tidak jauh berbeda dengan rupiah, IHSG juga tersungkur cukup dalam. Hingga tahun berjalan (ytd) IHSG sudah mengalami penurunan 11,17%.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG kedepan? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
Jika dilihat dari awal tahun (Primary Trend), IHSG masih bergerak dowtrend dengan level tertingginya terjadi pada tanggal 20 Februari 2018 pada level 6.693 kemudian level terendahnya terjadi pada tanggal 4 Juli 2018 pada level 5.560.
Sedangkan pada jangka menengah (medium trend), IHSG bergerak menyamping (Sideways) dengan level penghalang harga naik (resistance) pada 6.117 dan level penopang harga turun (support) pada 5.633.
Dalam jangka menengah maupun pendek, IHSG dalam tekanan karena bergerak di bawah garis rerata pergerakan harga selama 10, 20 dan 50 hari (MA 10, MA 20 dan MA 50) menurut indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
Sedangkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) menunjukan pada kecenderungan melemah atau posisi persilangan mati (dead cross).
Mengacu pada beberapa indikator teknikal seperti stochastic slow, penurunan IHSG hari ini belum mencapai level jenuh jualnya (oversold) sehingga ada kemungkinan IHSG mengalami penurunan dalam beberapa hari mendatang.
Kami melihat IHSG akan cenderung turun menguji level 5.500 sebagai titikĀ support harga turun selanjutnya setelah titik penopang sebelumnya tertembus pada level 5.800 .
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun global. Dari dalam negeri, pemerintah masih berusaha memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Bank Indonesia (BI) mengumumkan data kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Adapun sentimen global yang paling membuat was-was berasal depresiasi beberapa mata uang, setelah Venezuela, turki dan Agentina, kini investor dibuat khawatir akan depresiasi dalam pada mata uang Afrika Selatan (RAND).
Tidak jauh berbeda dengan rupiah, IHSG juga tersungkur cukup dalam. Hingga tahun berjalan (ytd) IHSG sudah mengalami penurunan 11,17%.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG kedepan? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
![]() |
Jika dilihat dari awal tahun (Primary Trend), IHSG masih bergerak dowtrend dengan level tertingginya terjadi pada tanggal 20 Februari 2018 pada level 6.693 kemudian level terendahnya terjadi pada tanggal 4 Juli 2018 pada level 5.560.
Sedangkan pada jangka menengah (medium trend), IHSG bergerak menyamping (Sideways) dengan level penghalang harga naik (resistance) pada 6.117 dan level penopang harga turun (support) pada 5.633.
Dalam jangka menengah maupun pendek, IHSG dalam tekanan karena bergerak di bawah garis rerata pergerakan harga selama 10, 20 dan 50 hari (MA 10, MA 20 dan MA 50) menurut indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
Sedangkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) menunjukan pada kecenderungan melemah atau posisi persilangan mati (dead cross).
Mengacu pada beberapa indikator teknikal seperti stochastic slow, penurunan IHSG hari ini belum mencapai level jenuh jualnya (oversold) sehingga ada kemungkinan IHSG mengalami penurunan dalam beberapa hari mendatang.
Kami melihat IHSG akan cenderung turun menguji level 5.500 sebagai titikĀ support harga turun selanjutnya setelah titik penopang sebelumnya tertembus pada level 5.800 .
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular