
'Selamatkan Rupiah Bersama, Jangan Jadi Kompor Meleduk!'
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
05 September 2018 12:17

Oke tahan impor. Penjadwalan ulang proyek-proyek strategis - termasuk yang menghabiskan devisa dalam jumlah besar - perlu dilakukan. Terutama, untuk belanja-belanja di bidang pertahanan.
"Penghentian impor bahan infrastruktur yang berjumlah besar," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
Gunakan B-20. Sebentar dulu, ini bisa butuh waktu lama, baru bekerja. (Jangan sampai) bisa-bisa kejadian menimpa Indonesia.
Kenaikan harga bensin menjadi harga mati untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah untuk sementara. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri bahkan menganggap, hal tersebut bisa menekan defisit transaksi berjalan yang menjadi biang keladi pelemahan nilai tukar.
"Salah satu sumber defisit yang besar adalah migas, untuk menurunkan permintaan BBM yang sebagian juga mungkin muncul karena penyelundupan," kata Chatib.
"Sebaiknya, harga BBM dinaikkan," tegas Chatib saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Dengan mengeksekusi kenaikan harga BBM, dia memperkirakan tekanan terhadap CAD pada tahun ini bisa berkurang. Dampaknya, pun akan terasa dalam 6 bulan ke depan.
"Para investor keuangan akan memiliki optimistis tersendiri dan bisa mengekspektasi bahwa CAD ke depan akan mengecil," jelasnya.
Kalangan ekonom pun sepakat dengan pernyataan Chatib Basri. Satu-satunya cara untuk menyelematkan nilai tukar rupiah agar tidak melemah lebih lanjut, adalah menaikkan harga bensin.
"Mau tidak mau, harga BBM harus sesuai market price," tegas Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
BI Pun Sendirian
Bank Indonesia (BI) kini sendirian. Kasihan. Mengandalkan cadangan devisa demi menjaga stabilitas rupiah. Mengandalkan segala cara mendapatkan pasokan dolar. Padahal banyak eksportir nakal yang sengaja menahan dolarnya.
"Pasokan dolar terbatas. Tapi BI akan terus berkomitmen menjaga stabilitas rupiah," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah.
Saat ini BI sudah masuk ke pasar dengan melakukan intervensi besar-besaran sehingga rupiah tak terlalu dalam pelemahannya.
"BI intervensi sangat kuat hari ini, untuk menjaga tidak ada pelemahan cukup dalam," kata Nanang.
Entah apa jadinya tanpa BI. Mungkin nilai tukar rupiah sudah sangat melemah. "Komitmen BI untuk menjaga rupiah berhasil membuat pasar stabil dan akhirnya pelemahan tidak terlalu dalam," kata Chief Economist Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro.
BI juga bukan cuma intervensi. Tapi memutar cara. Swap Hedging, Yield FX Swap yang dinaikkan sampai cara persuasif (mungkin) sudah dilakukan dengan menelepon setiap eksportir dan pemegang pasokan dolar yang besar.
Tak ada yang mau Indonesia terkena krisis. Semua susah. Jangan sekalipun membayangkan seperti di Venezuela yang inflasi 1 juta persen!
Anda beli sebuah bakwan Rp 10.000, kemudian kembali ke tukang bakwan tersebut dan membeli lagi tapi dalam sekejap harganya jadi Rp 100.000. Jangan sampai.
Apa Lagi yang Bisa Dilakukan?
Simple. Gerakan cinta rupiah kembali. Angkat terus rupiah. Setop belanja online barang-barang impor. Gunakan produk lokal. Setop dulu jalan-jalan ke luar negeri (yang nota bene ikut membeli dolar).
Buka lemari, apakah masih ada dolar? ya silakan jual dolarnya. Apa yang bisa dilakukan dari hal sekecil mungkin, lakukanlah. Jangan jadi kompor meleduk.
(dru)
"Penghentian impor bahan infrastruktur yang berjumlah besar," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
Gunakan B-20. Sebentar dulu, ini bisa butuh waktu lama, baru bekerja. (Jangan sampai) bisa-bisa kejadian menimpa Indonesia.
"Salah satu sumber defisit yang besar adalah migas, untuk menurunkan permintaan BBM yang sebagian juga mungkin muncul karena penyelundupan," kata Chatib.
"Sebaiknya, harga BBM dinaikkan," tegas Chatib saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Dengan mengeksekusi kenaikan harga BBM, dia memperkirakan tekanan terhadap CAD pada tahun ini bisa berkurang. Dampaknya, pun akan terasa dalam 6 bulan ke depan.
"Para investor keuangan akan memiliki optimistis tersendiri dan bisa mengekspektasi bahwa CAD ke depan akan mengecil," jelasnya.
Kalangan ekonom pun sepakat dengan pernyataan Chatib Basri. Satu-satunya cara untuk menyelematkan nilai tukar rupiah agar tidak melemah lebih lanjut, adalah menaikkan harga bensin.
"Mau tidak mau, harga BBM harus sesuai market price," tegas Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
BI Pun Sendirian
Bank Indonesia (BI) kini sendirian. Kasihan. Mengandalkan cadangan devisa demi menjaga stabilitas rupiah. Mengandalkan segala cara mendapatkan pasokan dolar. Padahal banyak eksportir nakal yang sengaja menahan dolarnya.
"Pasokan dolar terbatas. Tapi BI akan terus berkomitmen menjaga stabilitas rupiah," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah.
Saat ini BI sudah masuk ke pasar dengan melakukan intervensi besar-besaran sehingga rupiah tak terlalu dalam pelemahannya.
"BI intervensi sangat kuat hari ini, untuk menjaga tidak ada pelemahan cukup dalam," kata Nanang.
Entah apa jadinya tanpa BI. Mungkin nilai tukar rupiah sudah sangat melemah. "Komitmen BI untuk menjaga rupiah berhasil membuat pasar stabil dan akhirnya pelemahan tidak terlalu dalam," kata Chief Economist Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro.
BI juga bukan cuma intervensi. Tapi memutar cara. Swap Hedging, Yield FX Swap yang dinaikkan sampai cara persuasif (mungkin) sudah dilakukan dengan menelepon setiap eksportir dan pemegang pasokan dolar yang besar.
Tak ada yang mau Indonesia terkena krisis. Semua susah. Jangan sekalipun membayangkan seperti di Venezuela yang inflasi 1 juta persen!
Anda beli sebuah bakwan Rp 10.000, kemudian kembali ke tukang bakwan tersebut dan membeli lagi tapi dalam sekejap harganya jadi Rp 100.000. Jangan sampai.
Apa Lagi yang Bisa Dilakukan?
Simple. Gerakan cinta rupiah kembali. Angkat terus rupiah. Setop belanja online barang-barang impor. Gunakan produk lokal. Setop dulu jalan-jalan ke luar negeri (yang nota bene ikut membeli dolar).
Buka lemari, apakah masih ada dolar? ya silakan jual dolarnya. Apa yang bisa dilakukan dari hal sekecil mungkin, lakukanlah. Jangan jadi kompor meleduk.
(dru)
Pages
Most Popular