
Rupiah Kembali Melemah di Hadapan AUD, Memasuki Hari Ke-4
alfado agustio, CNBC Indonesia
05 September 2018 11:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Australia memasuki hari keempat. Anjloknya pasar saham Indonesia ditengarai menjadi penyebab utamanya.
Pada Rabu (5/8/2018) pukul 11:17 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.734,78. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Ini merupakan posisi terlemah sejak 27 Agustus 2018.
Pasar saham Indonesia sedang menghadapi tekanan berat. Sejak pembukaan pada pagi hingga sekarang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah anjlok hingga 3,25% ke 5.713,23.
Sementara itu, indeks bursa Australia hanya anjlok 0,98%. Melempemnya bursa saham Asia, tidak lepas dari kekhawatiran investor terhadap ancaman krisis global. Setelah Turki dan Argentina, saat ini Afrika Selatan (Afsel) ikut-ikutan terbatuk perekonomiannya.
Ekonomi terbesar di Benua Afrika ini resmi jatuh ke jurang resesi setelah terkontraksi 0,7% pada kuartal II-2018. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Afsel juga terkontraksi 2,6%. Resesi adalah kondisi di mana suatu negara mengalami kontraksi ekonomi dua kuartal beruntun pada tahun yang sama.
Merespons data tersebut, mata uang rand amblas 3,3% pada perdagangan kemarin. Sejak awal tahun, mata uang Negeri Nelson Mandela sudah anjlok sebesar 16,7%.
Perkembangan di Afsel memicu kekhawatiran investor global. Posisi rupiah yang masih bertahan di level Rp 14.900/US$ menjadi beban lain. Akibatnya, aliran modal asing di negara-negara berkembang bergerak keluar. Jelang akhir sesi I, aksi jual telah mencapai Rp 287,11 miliar.
Di sisi lain, pelemahan ini menyebabkan harga jual dolar Australia telah menembus di atas Rp 10.900/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:28 WIB:
Pada Rabu (5/8/2018) pukul 11:17 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.734,78. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Ini merupakan posisi terlemah sejak 27 Agustus 2018.
![]() |
Sementara itu, indeks bursa Australia hanya anjlok 0,98%. Melempemnya bursa saham Asia, tidak lepas dari kekhawatiran investor terhadap ancaman krisis global. Setelah Turki dan Argentina, saat ini Afrika Selatan (Afsel) ikut-ikutan terbatuk perekonomiannya.
Merespons data tersebut, mata uang rand amblas 3,3% pada perdagangan kemarin. Sejak awal tahun, mata uang Negeri Nelson Mandela sudah anjlok sebesar 16,7%.
Perkembangan di Afsel memicu kekhawatiran investor global. Posisi rupiah yang masih bertahan di level Rp 14.900/US$ menjadi beban lain. Akibatnya, aliran modal asing di negara-negara berkembang bergerak keluar. Jelang akhir sesi I, aksi jual telah mencapai Rp 287,11 miliar.
Di sisi lain, pelemahan ini menyebabkan harga jual dolar Australia telah menembus di atas Rp 10.900/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:28 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.526,00 | Rp 10.905,00 |
Bank BNI | Rp 10.602,00 | Rp 10.892,00 |
Bank BRI | Rp 10.645,64 | Rp 10.874,21 |
Bank BCA | Rp 10.598,00 | Rp 10.952,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/roy) Next Article Rupiah Melemah Lawan AUD Menyusul Rilis Data Ritel
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular