
IHSG Anjlok 2,67%, Ini Penjelasan Bos BEI
Gita Rossiana & Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 September 2018 10:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dirundung aksi jual besar-besaran oleh pelaku pasar. Belum genap satu jam perdaganga dibuka, indeks saham dalam negeri sudah merosot 2,64% hingga level 5.749,23 poin.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djayadi menilai pelaku pasar masih mencermati gerak rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang belum bisa dibilang menguat setelah kemarin sudah berada di Rp 14.900/US$.
"Memang pelemahan rupiah yang diakibatkan external factor. (Seperti) pelemahan mata uang Argentina, Brazil dan lira yang akhirnya menyebabkan IHSG kita terpengaruh," kata Inarno kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/9).
Menurut data, mata uang Turki sudah mlemah 22% terdapat dolar, diikuti oleh mata yang Argentina terkoreksi 20,8%. Posisi Polandia, Indonesia, India, Meksiko dan Afrika Selatan juga tak jauh lebih baik dari dua negara tersebut.
Bahkan pagi ini, posisi rupiah yang menguat sebesar 0,03% melawan dolar AS di pasar spot tak mampu menopang kinerja bursa saham tanah air. Pasalnya, berbagai sentimen memang membuat aksi beli sulit untuk dilakukan, terutama isu perang dagang yang masih menyisakan tanda tanya besar.
Analis Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe berpendapat, pelemahan IHSG hingga 2,67% sudah mencapai titik terendah."Harapannya setelah ini bisa rebound,"ujar dia. Sementara itu, pelemahan IHSG sebelumnya disebabkan oleh pelemahan rupiah. Dengan rupiah yang menguat, IHSG juga bisa menguat.
(roy) Next Article VIDEO : Bos BEI Bicara Depresiasi Rupiah dan Anjloknya IHSG
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djayadi menilai pelaku pasar masih mencermati gerak rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang belum bisa dibilang menguat setelah kemarin sudah berada di Rp 14.900/US$.
"Memang pelemahan rupiah yang diakibatkan external factor. (Seperti) pelemahan mata uang Argentina, Brazil dan lira yang akhirnya menyebabkan IHSG kita terpengaruh," kata Inarno kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/9).
Bahkan pagi ini, posisi rupiah yang menguat sebesar 0,03% melawan dolar AS di pasar spot tak mampu menopang kinerja bursa saham tanah air. Pasalnya, berbagai sentimen memang membuat aksi beli sulit untuk dilakukan, terutama isu perang dagang yang masih menyisakan tanda tanya besar.
Analis Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe berpendapat, pelemahan IHSG hingga 2,67% sudah mencapai titik terendah."Harapannya setelah ini bisa rebound,"ujar dia. Sementara itu, pelemahan IHSG sebelumnya disebabkan oleh pelemahan rupiah. Dengan rupiah yang menguat, IHSG juga bisa menguat.
(roy) Next Article VIDEO : Bos BEI Bicara Depresiasi Rupiah dan Anjloknya IHSG
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular