
Saham-Saham Blue Chip Dilepas, Indeks LQ45 Anjlok 2,37%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 September 2018 09:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas pada perdagangan hari ini, bahkan hingga meninggalkan level psikologis 5.800. Sekitar setengah jam perdagangan berjalan, IHSG anjlok 1,84% ke level 5.796,85.
Pelemahan IHSG banyak dimotori oleh jatuhnya harga saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar alias blue chip. Hal ini terlihat dari indeks LQ45 yang terjun 2,37% ke level 909,55. Saham-saham blue chip yang banyak dilepas investor pada perdagangan hari ini diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-3,13%), PT Astra International Tbk/ASII (-2,83%), PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (-2,57%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-2,5%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,36%).
Rupiah yang menembuh level Rp 14.900/dolar AS di pasar spot pada perdagangan kemarin (4/9/2018) menimbulkan kekhawatiran bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali mengerek suku bunga acuan. Jika ini yang terjadi, emiten-emiten perbankan bisa dirugikan lantaran suku bunga kredit yang kian tinggi akan membuat masyarakat dan pelaku usaha enggan menarik pinjaman.
Selain itu, saham-saham blue chip juga dilepas seiring dengan kekhawatiran investor mengenai perang dagang antara AS dan China. Pada hari Kamis (6/9/2018), tahapan dengar pendapat untuk aturan pengenaan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar akan berakhir. Beredar kabar bahwa Presiden AS Donald Trump akan segera mengeksekusi kebijakan tersebut segera setelah tahapan dengar pendapat selesai.
Kabar tersebut sudah membuat kubu China panas.
"Metode keras dan menekan a la AS tidak akan berhasil kepada China. Itu juga tidak akan menyelesaikan masalah," tegas Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar. Wajar jika pelaku pasar kini dibuat sangat khawatir. Apalagi, China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!
Pelemahan IHSG banyak dimotori oleh jatuhnya harga saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar alias blue chip. Hal ini terlihat dari indeks LQ45 yang terjun 2,37% ke level 909,55. Saham-saham blue chip yang banyak dilepas investor pada perdagangan hari ini diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-3,13%), PT Astra International Tbk/ASII (-2,83%), PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (-2,57%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-2,5%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,36%).
Rupiah yang menembuh level Rp 14.900/dolar AS di pasar spot pada perdagangan kemarin (4/9/2018) menimbulkan kekhawatiran bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali mengerek suku bunga acuan. Jika ini yang terjadi, emiten-emiten perbankan bisa dirugikan lantaran suku bunga kredit yang kian tinggi akan membuat masyarakat dan pelaku usaha enggan menarik pinjaman.
Kabar tersebut sudah membuat kubu China panas.
"Metode keras dan menekan a la AS tidak akan berhasil kepada China. Itu juga tidak akan menyelesaikan masalah," tegas Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar. Wajar jika pelaku pasar kini dibuat sangat khawatir. Apalagi, China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!
Most Popular