
Menkeu Soal Pelemahan Rupiah: Maaf, Alasannya Faktor Global
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 September 2018 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara mengenai kritikan yang dilontarkan sejumlah anggota fraksi yang menyebut faktor eksternal kerap kali dijadikan alasan pelemahan nilai tukar.
Berbicara dalam sidang paripurna di gedung parlemen, bendahara negara menegaskan ketidakpastian ekonomi global memang menjadi alasan utama yang membuat nilai tukar rupiah tertekan hingga menembus level Rp 14.800/US$.
"Mohon maaf bila dikatakan alasan faktor eksternal, faktanya memang begitu," tegas Sri Mulyani, Selasa (4/9/2019).
Dalam sidang paripurna, Fraksi Demokrat yang diwakili Michael Wattimena memang mengkritisi alasan pemerintah yang kerap kali menyebut kondisi eksternal menjadi salah satu penyebab utama merosotnya nilai tukar rupiah.
"Saya ada ketakutan, pembantu Presiden menyampaikan bahwa kita established, tapi nyatanya kita dalam kondisi memprihatinkan," kata Michael.
Sri Mulyani menegaskan, tidak akan membiarkan Indonesia mengalami situasi yang sama seperti negara-negara yang sudah terkena dampak ketidakpastian global seperti Venezuela, Argentina, maupun Turki.
Instrumen fiskal, akan digunakan untuk melakukan stabilisasi untuk menjaga perekonomian Indonesia agar tetap terjaga dan dapat menyesuaikan dengan situasi ekonomi global yang mulai mengarah ke arah keseimbangan baru.
"Pemerintah bersama otoritas moneter dan OJK terus melakukan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan penyesuaian terhadap tantangan baru," tegasnya.
(dru) Next Article Rupiah Tembus Rp 13.970/US$, Jokowi: Alhamdulillah
Berbicara dalam sidang paripurna di gedung parlemen, bendahara negara menegaskan ketidakpastian ekonomi global memang menjadi alasan utama yang membuat nilai tukar rupiah tertekan hingga menembus level Rp 14.800/US$.
"Mohon maaf bila dikatakan alasan faktor eksternal, faktanya memang begitu," tegas Sri Mulyani, Selasa (4/9/2019).
![]() |
Dalam sidang paripurna, Fraksi Demokrat yang diwakili Michael Wattimena memang mengkritisi alasan pemerintah yang kerap kali menyebut kondisi eksternal menjadi salah satu penyebab utama merosotnya nilai tukar rupiah.
Instrumen fiskal, akan digunakan untuk melakukan stabilisasi untuk menjaga perekonomian Indonesia agar tetap terjaga dan dapat menyesuaikan dengan situasi ekonomi global yang mulai mengarah ke arah keseimbangan baru.
"Pemerintah bersama otoritas moneter dan OJK terus melakukan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan penyesuaian terhadap tantangan baru," tegasnya.
(dru) Next Article Rupiah Tembus Rp 13.970/US$, Jokowi: Alhamdulillah
Most Popular