
Ekonomi China Melambat, Harga Batu Bara Turun 1,5%
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
04 September 2018 11:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara mengawali bulan September dengan koreksi cukup dalam. Harga si batu hitam anjlok hingga 1,48% ke US$116,25/metrik ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Senin (3/9/2018). Pelemahan sedalam itu merupakan yang terparah sejak akhir Juli 2018 lalu.
Faktor pemberat bagi harga batu bara datang dari ekspektasi permintaan yang melambat dari China, negara importir batu bara terbesar di dunia.
Indeks manufaktur PMI China (versi Caixin/Markit) bulan Agustus 2018 turun ke angka 50,6. Nilai itu merupakan yang terendah sejak Juni 2017. Penyebabnya adalah penjualan ekspor industri manufaktur Negeri Panda turun selama 5 bulan berturut-turut.
Data ini semakin mepertegas bahwa aktivitas ekonomi di Negeri Tirai Bambu semakin melambat. Sebelumnya, pertumbuhan penjualan ritel China hanya naik sebesar 8,8% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada bulan Juli 2018, turun dari 9% YoY pada bulan sebelumnya, serta naik lebih lambat dari ekspektasi pasar sebesar 9,1% YoY.
Kemudian, pertumbuhan produksi industri Negeri Panda bulan lalu juga hanya naik 6% YoY, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 6,3% YoY.
Sementara itu, investasi aset tetap di China juga hanya naik 5,5% YoY pada periode Januari-Juli 2018, meleset dari ekspektasi pasar yang meramalkan pertumbuhan sebesar 6% YoY. Pertumbuhan investasi aset tetap tersebut bahkan masih berada di level terendah sejak 1996, mengutip data Reuters.
Saat aktivitas ekonomi di China melambat, pelaku pasar khawatir bahwa permintaan batu bara (sebagai sumber energi utama) akan melambat. Sentimen ini lantas menjadi pemberat utama bagi harga batu bara kemarin.
BACA: Meski Tertekan, Harga Batu Bara Masih Bisa Naik Tipis
Tidak hanya itu, harga batu bara mendapatkan energi negatif dari dolar Amerika Serikat (AS) yang perkasa di akhir pekan lalu. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, bergerak menguat nyaris 0,5% pada penutupan perdagangan hari Jumat (31/08/2018).
Seperti diketahui, komoditas batu bara yang diperdagangkan dengan mata uang dolar AS akan relatif lebih mahal saat dolar AS terapresiasi. Hal ini tentunya memberikan sentimen bahwa permintaan batu bara pun akan tertekan.
(RHG/gus) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Faktor pemberat bagi harga batu bara datang dari ekspektasi permintaan yang melambat dari China, negara importir batu bara terbesar di dunia.
Data ini semakin mepertegas bahwa aktivitas ekonomi di Negeri Tirai Bambu semakin melambat. Sebelumnya, pertumbuhan penjualan ritel China hanya naik sebesar 8,8% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada bulan Juli 2018, turun dari 9% YoY pada bulan sebelumnya, serta naik lebih lambat dari ekspektasi pasar sebesar 9,1% YoY.
Kemudian, pertumbuhan produksi industri Negeri Panda bulan lalu juga hanya naik 6% YoY, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 6,3% YoY.
Sementara itu, investasi aset tetap di China juga hanya naik 5,5% YoY pada periode Januari-Juli 2018, meleset dari ekspektasi pasar yang meramalkan pertumbuhan sebesar 6% YoY. Pertumbuhan investasi aset tetap tersebut bahkan masih berada di level terendah sejak 1996, mengutip data Reuters.
Saat aktivitas ekonomi di China melambat, pelaku pasar khawatir bahwa permintaan batu bara (sebagai sumber energi utama) akan melambat. Sentimen ini lantas menjadi pemberat utama bagi harga batu bara kemarin.
BACA: Meski Tertekan, Harga Batu Bara Masih Bisa Naik Tipis
Tidak hanya itu, harga batu bara mendapatkan energi negatif dari dolar Amerika Serikat (AS) yang perkasa di akhir pekan lalu. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, bergerak menguat nyaris 0,5% pada penutupan perdagangan hari Jumat (31/08/2018).
Seperti diketahui, komoditas batu bara yang diperdagangkan dengan mata uang dolar AS akan relatif lebih mahal saat dolar AS terapresiasi. Hal ini tentunya memberikan sentimen bahwa permintaan batu bara pun akan tertekan.
(RHG/gus) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular