
Perang Dagang AS-Kanada Bawa Bursa Saham Asia ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 September 2018 09:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei turun 0,2%, indeks Shanghai turun 0,32%, indeks Hang Seng turun 0,28%, indeks Strait Times turun 0,11%, dan indeks Kospi turun 0,21%.
Ribut-ribut AS-Kanada di bidang perdagangan membuat investor kurang nyaman dan meninggalkan bursa saham Benua Kuning. Hingga Jumat (31/8/2018), kedua negara gagal mencapai kesepakatan terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Sebelumnya, kedua negara optimis bahwa kesepakatan akan dapat dicapai sebelum akhir pekan.
Mengutip CNBC International, negosiasi akan dimulai kembali pada Rabu mendatang.
Salah satu isu yang menjadi pemberat dalam dialog ini adalah kebijakan Kanada yang mengenakan bea masuk tinggi untuk produk olahan susu (dairy product). Kanada melakukan itu demi melindungi peternak dalam negeri, tetapi AS menudingnya sebagai upaya proteksi dan perdagangan tidak adil.
Kini, ada kemungkinan Presiden AS Donald Trump akan mengajukan rencana pembaruan NAFTA dengan hanya menyertakan kesepakatan AS-Meksiko, sementara dengan Kanada berstatus ditunda (pending).
"Tidak ada kebutuhan untuk mengikutsertakan Kanada dalam perjanjian NAFTA yang baru. Jika mereka tidak bisa menerapkan perdagangan yang adil kepada AS setelah puluhan tahun menindas, maka Kanada akan keluar," tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Dari kawasan regional, sejatinya ada sentimen positif dari rilis data ekonomi di China dan Jepang. Caixin Manufacturing PMI Final periode Agustus di China diumumkan di level 50,6, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun oleh Reuters. Kemudian, Nikkei Manufacturing PMI periode Agustus di Jepang diumumkan di level 52,5, mengalahkan capaian bulan Juli yang sebesar 52,3.
Sebagai catatan, angka di atas 50 menandakan bahwa aktivitas manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Perang Dagang Berkecamuk, Bursa Asia Merah Membara
Ribut-ribut AS-Kanada di bidang perdagangan membuat investor kurang nyaman dan meninggalkan bursa saham Benua Kuning. Hingga Jumat (31/8/2018), kedua negara gagal mencapai kesepakatan terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Sebelumnya, kedua negara optimis bahwa kesepakatan akan dapat dicapai sebelum akhir pekan.
Mengutip CNBC International, negosiasi akan dimulai kembali pada Rabu mendatang.
Kini, ada kemungkinan Presiden AS Donald Trump akan mengajukan rencana pembaruan NAFTA dengan hanya menyertakan kesepakatan AS-Meksiko, sementara dengan Kanada berstatus ditunda (pending).
"Tidak ada kebutuhan untuk mengikutsertakan Kanada dalam perjanjian NAFTA yang baru. Jika mereka tidak bisa menerapkan perdagangan yang adil kepada AS setelah puluhan tahun menindas, maka Kanada akan keluar," tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Dari kawasan regional, sejatinya ada sentimen positif dari rilis data ekonomi di China dan Jepang. Caixin Manufacturing PMI Final periode Agustus di China diumumkan di level 50,6, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun oleh Reuters. Kemudian, Nikkei Manufacturing PMI periode Agustus di Jepang diumumkan di level 52,5, mengalahkan capaian bulan Juli yang sebesar 52,3.
Sebagai catatan, angka di atas 50 menandakan bahwa aktivitas manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Perang Dagang Berkecamuk, Bursa Asia Merah Membara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular