
B20 Diterapkan, Defisit Transaksi Berjalan Terjaga di 2,5%
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
31 August 2018 14:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sepanjang tahun ini berada di level 2,5% dari produk domestik bruto (PDB).
Proyeksi tersebut, sudah memperhitungkan dampak dari kebijakan penggunaan B20, pengendalian impor, serta penundaan proyek infrastruktur yang kerap menyedot devisa dalam jumlah besar.
"Kami perkirakan 2,5% dari PDB tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di kompleks bank sentral, Jumat (31/8/2018).
Perry menjelaskan, pemerintah bersama bank sentral telah berkomitmen untuk melakukan berbagai cara agar defisit transaksi berjalan bisa terjaga.
Misalnya, melalui kewajiban penggunaan B20 yang diharapkan dapat menghemat devisa sekitar US$ 2,2 miliar, terhitung sejak diimplementasikannya kebijakan tersebut pada 1 September 2018.
Selain itu, upaya menggenjot destinasi pariwisata potensial, yang diharapkan mendatangkan devisa dari turis, sampai dengan pengendalian impor barang konsumsi dan penundaan proyek.
"Kami perhitungkan, impor yang berkurang dan devisa akan masuk dari pariwisata," katanya.
Sejalan dengan berbagai program untuk menjaga CAD, tahun depan bank sentral memproyeksikan defisit transaksi berjalan bisa mengarah ke level 2% dari PDB.
"Karena impor akan berkurang, ekspor akan naik," tegas mantan Deputi Gubernur BI itu.
(dru) Next Article Di Tengah Pandemi, BI Proyeksi CAD 2020 Dibawah 2% PDB
Proyeksi tersebut, sudah memperhitungkan dampak dari kebijakan penggunaan B20, pengendalian impor, serta penundaan proyek infrastruktur yang kerap menyedot devisa dalam jumlah besar.
"Kami perkirakan 2,5% dari PDB tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di kompleks bank sentral, Jumat (31/8/2018).
![]() |
Perry menjelaskan, pemerintah bersama bank sentral telah berkomitmen untuk melakukan berbagai cara agar defisit transaksi berjalan bisa terjaga.
Selain itu, upaya menggenjot destinasi pariwisata potensial, yang diharapkan mendatangkan devisa dari turis, sampai dengan pengendalian impor barang konsumsi dan penundaan proyek.
![]() |
"Kami perhitungkan, impor yang berkurang dan devisa akan masuk dari pariwisata," katanya.
Sejalan dengan berbagai program untuk menjaga CAD, tahun depan bank sentral memproyeksikan defisit transaksi berjalan bisa mengarah ke level 2% dari PDB.
"Karena impor akan berkurang, ekspor akan naik," tegas mantan Deputi Gubernur BI itu.
(dru) Next Article Di Tengah Pandemi, BI Proyeksi CAD 2020 Dibawah 2% PDB
Most Popular