Rupiah di Posisi Terlemah Sejak Krismon
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 August 2018 08:43

Dolar AS memang masih belum mau melemah. Pada pukul 08:26 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,06%.
Hari ini, penguatan dolar AS ditopang oleh rilis data ekonomi terbaru. Core Personal Consumption Expenditure (Core PCE) AS pada Juli 2018 tercatat sebesar 2% secara year-on-year.
Core PCE menunjukkan konsumsi masyarakat minus barang-barang musiman sehingga bisa menjadi indikator laju inflasi dan daya beli. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memilih menggunakan indikator PCE untuk memonitor inflasi, sehingga data ini menjadi penting.
The Fed menargetkan Core PCE di kisaran 2% dalam jangka menengah. Kini target tersebut sudah tercapai, mencerminkan inflasi AS sudah berada di ujung batas aman.
Artinya, ke depan ekspektasi inflasi harus dikendalikan. Caranya adalah dengan menaikkan suku bunga acuan.
Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin menjadi 2-2,25% pada rapat edisi September mencapai 98,4%. Kemarin, probabilitasnya masih 96%.
Saat suku bunga naik, maka berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS akan semakin menguntungkan karena imbalannya ikut naik. Memegang dolar AS saja sebenarnya sudah untung, karena kenaikan suku bunga membuat ekspektasi inflasi terjangkar sehingga nilai mata uang tidak turun.
Rupiah sudah melemah 3 hari beruntun di hadapan dolar AS. Dengan rilis data Core PCE yang menyuntikkan energi baru buat dolar AS, pelemahan rupiah memang sulit dihindari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Hari ini, penguatan dolar AS ditopang oleh rilis data ekonomi terbaru. Core Personal Consumption Expenditure (Core PCE) AS pada Juli 2018 tercatat sebesar 2% secara year-on-year.
Core PCE menunjukkan konsumsi masyarakat minus barang-barang musiman sehingga bisa menjadi indikator laju inflasi dan daya beli. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memilih menggunakan indikator PCE untuk memonitor inflasi, sehingga data ini menjadi penting.
Artinya, ke depan ekspektasi inflasi harus dikendalikan. Caranya adalah dengan menaikkan suku bunga acuan.
Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin menjadi 2-2,25% pada rapat edisi September mencapai 98,4%. Kemarin, probabilitasnya masih 96%.
Saat suku bunga naik, maka berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS akan semakin menguntungkan karena imbalannya ikut naik. Memegang dolar AS saja sebenarnya sudah untung, karena kenaikan suku bunga membuat ekspektasi inflasi terjangkar sehingga nilai mata uang tidak turun.
Rupiah sudah melemah 3 hari beruntun di hadapan dolar AS. Dengan rilis data Core PCE yang menyuntikkan energi baru buat dolar AS, pelemahan rupiah memang sulit dihindari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular