Krisis Argentina Sita Perhatian, Wall Street Berpotensi Turun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 August 2018 19:09
Wall Street berpotensi terkoreksi pada saat pembukaan hari ini.
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 53 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 dan 10 poin.

Belum juga krisis nilai tukar di Turki usai, kini investor di bursa saham Negeri Paman Sam harus menghadapi krisis nilai tukar di Argentina. Kemarin, nilai tukar peso melemah hingga 7,84% melawan dolar AS di pasar spot.

Fundamental dari perekonomian Argentina memang tidak sehat, terlihat dari tingkat inflasi yang begitu tinggi yakni di level dua digit. Mengutip Reuters, para ekonom sudah lama menyuarakan pendapat bahwa nilai tukar peso sudah overvalue. Kini, normalisasi yang dilakukan oleh the Fed membuat peso benar-benar tak berkutik melawan greenback.

Saat peso melemah dalam, ada kekhawatiran utang luar negeri Argentina akan membengkak dan meningkatkan risiko gagal bayar. Per akhir Maret 2018 utang luar negeri Argentina tercatat sebesar US$ 253,74 miliar, naik 27,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Argentina pun mau tak mau berpaling kepada IMF dengan meminta pencairan pinjaman senilai US$ 50 miliar.

Selain itu, semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve juga ikut memberi tekanan bagi Wall Street. Hal ini terjadi pasca Kementerian Pedagangan AS merilis pembacaan kedua atas pertumbuhan ekonomi periode kuartal-II 2018 di level 4,2% QoQ (annualized). Posisi ini lebih tinggi dibandingkan pembacaan pertama yang sebesar 4,1%, serta merupakan laju tercepat sejak 2014.

Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, terutama antara AS dengan China, tentu kenaikan suku bunga acuan yang kelewat agresif bisa menjadi bumerang bagi perekonomian AS.

Sepanjang hari ini, pelaku pasar akan memantau perkembangan dari pertemuan antara AS dengan Kanada terkait dengan perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).

Pada pukul 19:30 WIB, data pertumbuhan Core PCE Price Index periode Juli 2018 akan diumumkan, bersamaan dengan data pertumbuhan pengeluaran konsumen periode Juli 2018 dan klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 24 Agustus 2018.

Tidak anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular