
Jadi Kontraktor Tambang, PPRE Alokasi Rp400 M Beli Alat Berat
Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 August 2018 14:28

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PP Presisi Tbk (PPRE) akan fokus garap usaha kontraktor pertambangan batu bara dan coal hauling. Perusahaan sedang menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 400 miliar untuk pembelian alat pertambangan baru.
Direktur keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan untuk tahun ini perseroan menargetkan akan menambah 900 unit alat berat untuk tambang batu bara baru di samping menggunakan alat herat yang sudah eksisting dan dialihkan penggunaannya.
"Dari total capex Rp 1,3 triliun itu sekitar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar dipakai untuk menambah unit baru untuk alat berat mining," kata Benny di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/8).
Perusahaan mulai fokus menggarap usaha kontraktor pertambangan ini dengan pertimbangan bahwa belum banyak perusahaan yang fokus untuk menjalankan usaha ini. Saat ini dia menilai ada tiga pemain besar yakni PT Pamapersada, PT Petrosea Tbk (PTRO) dan Kideco.
Selain itu, perusahan juga akan melakukan akuisisi perusahaan perbaikan tanah yang dianggap bisa mendukung usaha perusahaan di bisang infrastruktur dan reklamasi. Ditargetkan akuisisi ini bisa rampung akhir 2018 atau kuartal pertama 2019.
"Saya belum bisa sampaikan nilai akuisisinya. Tapi ini tidak sebesar nilai akuisisi di tahun sebelumnya," imbuh Benny.
Kontrak Baru
Pada kesempatan yang sama, perseroan juga menyampaikan sudah memperoleh kontrak baru senilai Rp 130 miliar dari proyek pembangunan pembangkit listrik dan tol. Selain itu perusahaan juga tengah dalam proses tender untuk sejumlah proyek lainnya.
(hps) Next Article PPRE Siapkan Dana Rp 293 M untuk Buyback 941 Juta Saham
Direktur keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan untuk tahun ini perseroan menargetkan akan menambah 900 unit alat berat untuk tambang batu bara baru di samping menggunakan alat herat yang sudah eksisting dan dialihkan penggunaannya.
"Dari total capex Rp 1,3 triliun itu sekitar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar dipakai untuk menambah unit baru untuk alat berat mining," kata Benny di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/8).
Selain itu, perusahan juga akan melakukan akuisisi perusahaan perbaikan tanah yang dianggap bisa mendukung usaha perusahaan di bisang infrastruktur dan reklamasi. Ditargetkan akuisisi ini bisa rampung akhir 2018 atau kuartal pertama 2019.
"Saya belum bisa sampaikan nilai akuisisinya. Tapi ini tidak sebesar nilai akuisisi di tahun sebelumnya," imbuh Benny.
Kontrak Baru
Pada kesempatan yang sama, perseroan juga menyampaikan sudah memperoleh kontrak baru senilai Rp 130 miliar dari proyek pembangunan pembangkit listrik dan tol. Selain itu perusahaan juga tengah dalam proses tender untuk sejumlah proyek lainnya.
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan nilai proyek tersebut didapat dari proyek power plan Senayan dan Banganai, Kalimantan Tengah. Kemudian berasal dari proyek tol Balikpapan-Samarinda.
"Untum power plan Senayan dan Kalimantan Tengah nilainya Rp 80 miliar dan tol nilainya Rp 50 miliar, masih bertahap tergantung dengan pembebasan lahan," kata Benny di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/8).
Selain itu, perusahaan juga tengah dalam proses tender untuk sejumlah proyek seperti pelabuhan patimban, bandung di Sumatera Selatan dan Maluku, tol Cikampek 2 dan tol Trans Sumtera.
Hingga Juli lalu perusahaan sudah mengantongi kontrak baru senilai Rp 3,1 triliun atau tumbuh 158,33% dibandingkan dengan kontrak baru pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,2 triliun.
Hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 7,5 triliun.
(hps) Next Article PPRE Siapkan Dana Rp 293 M untuk Buyback 941 Juta Saham
Most Popular