Kebijakan Dagang AS Tentukan Arah Pasar Obligasi Hari Ini

Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
28 August 2018 09:07
pasar obligasi pemerintah dipengaruhi sentimen eksternal
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah hari ini akan lebih banyak diwarnai sentimen positif dari kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) serta berhasilnya gerilya Paman Sam terhadap kebijakan dagangnya dengan negara mitra.

Sentimen utama tentu dengan berkaca pada kondisi menguatnya pasar saham AS yang menjadi acuan positif global akibat kondisi ekonomi Paman Sam yang semakin membaik.

Penguatan di Dow Jones Industrial Avarage dan S&P500 mencerminkan investor global sedang positif sehingga dapat melonggarkan kebijakan investasinya ke instrumen lebih berisiko, salah satunya ke negara berkembang seperti Indonesia.

Faktor selanjutnya adalah keluarnya kesepakatan dagang antara delegasi kiriman Paman Trump dan delegasi Meksiko, serta positifnya prospek pembicaraan dagang antara AS-Kanada.

Di sisi lain, faktor pemberat untuk pasar investasi surat utang rupiah hari ini adalah kembali memanasnya krisis lira di Turki pasca polemik Presiden Erdogan terhadap kebijakan suku bunga dan pengenaan bea impor baja serta aluminium oleh AS.

Berikut beberapa hal yang dapat memengaruhi pasar surat berharga negara (SBN) hari ini yang salah satunya dari riset PT Kiwoom Sekuritas Indonesia:
  • Rilis data neraca perdagangan barang AS periode Juli 2018 (19.30 WIB). Konsensus Tradingeconomics memprediksi hasilnya akan defisit US$ 68,6 miliar, lrbih besar dari realisasi bulan sebelumnya defisit US $ 68,3 miliar.
  • China Industrial Profit YoY turun dari sebelumnya 20% menjadi 16,2%.
  • Penerbitan obligasi publik pertama di dunia yang dikelola menggunakan teknologi blockchain mendapatkan dukungan setidaknya dari tujuh investor. Hal itu disampaikan oleh Commonwealth Bank of Australia (CBA) selaku pengelola utama obligasi blockchain yang diterbitkan oleh Bank Dunia tersebut.
  • Pemerintah telah melaksanakan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan cara Private Placement pada tanggal 27 Agustus 2018 dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar. SBSN yang diterbitkan merupakan seri PBS 17 dengan status dapat diperdagangkan. Tingkat imbal hasil 8,24%, dengan kupon 6,125% p.a. (DJPPR)
  • Pemerintah akan melakukan lelang SBN dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2018. Target indikatif sebesar Rp 10 triliun, dengan target maksimal sebesar Rp 20 triliun. Seri yang diperdagangkan: SPN03181129, SPN12190829, FR0063, FR0064, FR0065, dan FR0075.
  • Harga obligasi rupiah Indonesia tenor 10 tahun ditutup melemah, dengan yield yang naik menjadi 7,95% dibandingkan hari sebelumnya di 7,94%. Tenor 20 tahun menguat, sehingga yield obligasi itu turun menjadi 8,37% dari 8,39% kemarin. Yield obligasi 20y menguat tipis 8.37% dibandingkan hari sebelumnya di 8.39%.
  • Kemarin, BI menyatakan tidak akan terpengaruh tahun panas pemilu dalam penetapan kebijakan moneternya.
  • Rupiah di tutup menguat menjadi Rp 14.625 setiap dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya di Rp 14.640.
  • Total transaksi dan frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya ditengah bervariasinya harga serta penantian lelang yang diadakan hari ini. Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 3 - 5 tahun, diikuti dengan < 1y dan 15 - 20 tahun. Sisanya merata di semua tenor hingga 20 tahun. Minimnya aktivitas transaksi kemarin, membuat pasar obligasi terlihat tidak bergerak kemana mana, kombinasi transaksi obligasi berdurasi jangka pendek dan panjang terlihat guna mempersiapkan kenaikkan Fed Rate pada bulan depan. Dengan seri yang diperdagangkan merupakan semua obligasi acuan, Kiwoom memprediksi memperkirakan total penawaran yang masuk berkisar Rp 30 triliun - Rp 35 triliun.
  • Bank Indonesia hampir selalu mengingatkan bahwa bank sentral akan terus hadir di pasar untuk menjaga kepercayaan pasar.
  • Kiwoom Sekuritas merekomendasikan hold hari ini. Mengingat adanya lelang, pilihlah obligasi jangka pendek dan panjang.

(hps/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular