Bank Sentral AS dan China Bawa Bursa Saham Asia Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 August 2018 16:58
Bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona hijau untuk mengawali pekan ini.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona hijau untuk mengawali pekan ini: indeks Nikkei naik 0,88%, indeks Kospi naik 0,27%, indeks Shanghai naik 1,89%, indeks Strait Times naik 0,39%, dan indeks Hang Seng naik 2,17%.

Bank sentral AS dan China sukses membawa bursa saham Benua Kuning ke teritori positif. Dari Negeri Paman Sam, angin segar datang dari pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole. Dalam pidato tersebut, Powell menyebutkan kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah terbaik untuk melindungi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Ekonomi kita kuat. Inflasi mendekati target 2%, dan banyak orang sudah mendapatkan pekerjaan. Jika pertumbuhan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja ini terus terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan secara bertahap memang sudah selayaknya dilakukan," sebut Powell, mengutip Reuters.

Pernyataan Powell tersebut mengonfirmasi bahwa ekonomi AS memang sedang berada dalam kondisi yang baik. Di sisi lain, Powell juga menyebut bahwa sejauh ini AS belum mengalami masalah inflasi. Hal ini lantas diartikan pelaku pasar bahwa the Fed memang masih akan menaikkan lagi suku bunga acuan di sisa tahun ini, namun kenaikannya belum tentu seagresif yang direncanakan.

Dari China, langkah People's Bank of China (PBoC) yang mengubah metodologi penentuan nilai tengah mata uang yuan membuat investor dengan nyaman masuk ke bursa saham.

"Akibat Dollar Index yang kuat dan friksi dagang, tercipta sebuah aktivitas pro-cyclical di pasar valas. Sentimen pro-cyclical ini membuat PBoC menetapkan pendekatan counter-cyclical untuk penentuan nilai tengah harian yuan," sebut pernyataan PBoC, dikutip dari Reuters.

Mengutip Financial Times, kebijakan ini dapat membantu PBoC menstabilkan yuan tanpa harus mengorbankan cadangan devisa terlalu banyak. Hari ini, PBoC menetapkan nilai tengah yuan di CNY 6,8508/US$, menguat 0,3% dibandingkan posisi hari Jumat (24/8/2018). Di pasar spot pada pagi tadi, yuan sempat menguat tajam di atas 1% terhadap dolar AS, sebelum kini melemah sebesar 0,28% lantaran aksi ambil untung.

Terakhir, sentimen positif datang dari rilis data perdagangan internasional Hong Kong. Sepanjang bulan lalu, ekspor dan impor Hong Kong tumbuh masing-masing sebesar 10% YoY dan 14% YoY, jauh mengalahkan capaian bulan Juni yang sebesar 3,3% YoY dan 4,4% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular