Impor Naik dan Rupiah Tertekan, Bank Meraup Untung Gede

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total pendapatan operasional selain bunga pada Juni 2018 mencapai Rp 136,42 triliun, meningkat dibandingkan Juni 2017 yang mencapai Rp 120,51 triliun.

Adapun kontributor utama dari pendapatan operasional tersebut adalah peningkatan pendapatan dari transaksi spot dan derivatif.

Pilihan Redaksi Juni 2018, Laba Perbankan Naik 7,96%, Bank BUKU IV Tertinggi Cuma Bank BUKU IV Labanya Naik, yang Lain Turun! Ini Sebabnya Saham BCA Naik, Harta Orang Terkaya RI Ini Bertambah Rp 43 T

Per Juni 2018, transaksi spot dan derivatif mencapai Rp 67,76 triliun atau meningkat 15,36% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp 58,74 triliun.

Chief Economist PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual menjelaskan, peningkatan transaksi derivatif tersebut erat kaitannya dengan kenaikan impor.

"Impor yang melonjak membuat importir meningkatkan hedging-nya ke bank," ucap dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/8/2018).

Hedging merupakan transaksi lindung nilai di mana importir berusaha untuk memastikan nilai tukar rupiah ketika mata uang garuda ini mengalami depresiasi atau pelemahan dan kepastian pasokan valuta asing (valas).

Faktor lainnya adalah adanya relaksasi premi swap hedging yang mendorong peningkatan transaksi derivatif. Di saat yang sama pun, transaksi spot juga meningkatkan.

"Peningkatan transaksi spot dan derivatif meningkatkan hedging yang dilakukan ke bank," kata dia.

(roy) Next Article Rupiah Kurang Bergairah, Jadi PR Pemerintah