Minus 0,21%, Pelemahan Rupiah Paling Dalam di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 August 2018 12:30

Sejatinya laju penguatan dolar AS mulai tertahan. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama, melemah 0,13% pada pukul 12:11 WIB.
Sepertinya investor mulai melepas dolar AS dan aset-aset berbasis mata uang ini. Sebab, mata uang Negeri Paman Sam sudah menguat lumayan tajam dalam 2 hari terakhir. Kemungkinan investor melakukan ambil untung barang sejenak sehingga menekan Dollar Index.
Sedangkan pelepasan aset-aset berbasis dolar AS terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kenaikan yield adalah pertanda harga sedang turun karena tekanan jual.
Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah AS pada pukul 12:14 WIB:
Namun, ada kemungkinan dolar AS akan kembali menguat. Pasalnya, investor berpotensi kembali masuk ke pasar keuangan Negeri Adidaya. Malam nanti waktu Indonesia, The Federal Reserve/The Fed akan memulai pertemuan tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Investor memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi sampai akhir tahun, atau menjadi empat kali sepanjang 2018. Lebih banyak dari perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali selama 2018.
Sejauh ini, yang agak terkonfirmasi adalah kenaikan pada September dengan kemungkinan 96% berdasarkan CME Fedwatch. Kenaikan berikutnya diperkirakan terjadi pada Desember, yang menurut CME Fedwatch punya probabilitas 62,8%. Lumayan tinggi, tetap belum cukup kuat.
Oleh karena itu, investor ingin mencari petunjuk lebih lanjut dari pidato Powell di Jackson Hole Meeting. Apabila Powell memberikan kode-kode mengenai kenaikan suku bunga empat kali, maka dolar AS akan kembali menggila.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Sepertinya investor mulai melepas dolar AS dan aset-aset berbasis mata uang ini. Sebab, mata uang Negeri Paman Sam sudah menguat lumayan tajam dalam 2 hari terakhir. Kemungkinan investor melakukan ambil untung barang sejenak sehingga menekan Dollar Index.
Sedangkan pelepasan aset-aset berbasis dolar AS terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kenaikan yield adalah pertanda harga sedang turun karena tekanan jual.
Namun, ada kemungkinan dolar AS akan kembali menguat. Pasalnya, investor berpotensi kembali masuk ke pasar keuangan Negeri Adidaya. Malam nanti waktu Indonesia, The Federal Reserve/The Fed akan memulai pertemuan tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Investor memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi sampai akhir tahun, atau menjadi empat kali sepanjang 2018. Lebih banyak dari perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali selama 2018.
Sejauh ini, yang agak terkonfirmasi adalah kenaikan pada September dengan kemungkinan 96% berdasarkan CME Fedwatch. Kenaikan berikutnya diperkirakan terjadi pada Desember, yang menurut CME Fedwatch punya probabilitas 62,8%. Lumayan tinggi, tetap belum cukup kuat.
Oleh karena itu, investor ingin mencari petunjuk lebih lanjut dari pidato Powell di Jackson Hole Meeting. Apabila Powell memberikan kode-kode mengenai kenaikan suku bunga empat kali, maka dolar AS akan kembali menggila.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular