
Ini 4 Hal yang Dikhawatirkan Gudang Garam Pengaruhi Bisnisnya
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
23 August 2018 17:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen rokok asal Kediri Jawa Timur yaitu PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengkhawatirkan empat hal dalam jangka pendek, salah satunya adalah kenaikan cukai rokok.
"Tekanan fiskal-risiko penaikan cukai oleh pemerintah bagi industri rokok," tulis manajemen emiten dalam bahan paparan publik hari ini (23/8/18).
Selain faktor cukai, perusahaan juga mencermati periode prapemilu yang harus disikapi secara hati-hati karena dapat berdampak pada belanja konsumen, dan faktor makroekonomi Indonesia.
Faktor makroekonomi itu termasuk nilai tukar rupiah, defisit neraca berjalan, kebijakan perdagangan Amerika Serikat) dan sentimen melemahnya negara berkembang.
Selain mengkhawatirkan beberapa hal, perusahaan yang dipimpin Susilo Wonowidjojo tersebut juga mencermati empat hal yang dapat berdampak positif bagi emiten.
Pertama, pertumbuhan produk domestik bruto kuartal II-2018 5,27% yang menjadi tingkat pertumbuhan kuartalan tertinggi. Kedua, penyesuaian suku bunga acuan bank sentral yang hati-hati, pertumbuhan kredit komersial 10% sejak awal tahun yang mencerminkan sentimen bisnis yang positif.
Ketiga, program investasi di infrastruktur, yang menunjukkan stimulus yang berkelanjutan. Keempat, suksesnya gelaran Asian Games dan pertemuan Bank Dunia tahun ini.
Sore ini, perdagangan saham perseroan ditutup menguat signifikan 1,34% menjadi Rp 75.525. Harga itu membentuk kapitalisasi pasarnya Rp 145,31 triliun.
Saham perseroan sudah naik dalam tiga hari terakhir sejak awal pekan secara berturut-turut. Pada Pada Senin, sahamnya naik 2,34%, Selasa 1,71%, dan hari ini naik 1,34% atau bertambah Rp 1.000 ke level harga Rp 75.525/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pabriknya Kebakaran, Siapa Pemilik Gudang Garam (GGRM)?
"Tekanan fiskal-risiko penaikan cukai oleh pemerintah bagi industri rokok," tulis manajemen emiten dalam bahan paparan publik hari ini (23/8/18).
Selain faktor cukai, perusahaan juga mencermati periode prapemilu yang harus disikapi secara hati-hati karena dapat berdampak pada belanja konsumen, dan faktor makroekonomi Indonesia.
Selain mengkhawatirkan beberapa hal, perusahaan yang dipimpin Susilo Wonowidjojo tersebut juga mencermati empat hal yang dapat berdampak positif bagi emiten.
Pertama, pertumbuhan produk domestik bruto kuartal II-2018 5,27% yang menjadi tingkat pertumbuhan kuartalan tertinggi. Kedua, penyesuaian suku bunga acuan bank sentral yang hati-hati, pertumbuhan kredit komersial 10% sejak awal tahun yang mencerminkan sentimen bisnis yang positif.
Ketiga, program investasi di infrastruktur, yang menunjukkan stimulus yang berkelanjutan. Keempat, suksesnya gelaran Asian Games dan pertemuan Bank Dunia tahun ini.
Sore ini, perdagangan saham perseroan ditutup menguat signifikan 1,34% menjadi Rp 75.525. Harga itu membentuk kapitalisasi pasarnya Rp 145,31 triliun.
Saham perseroan sudah naik dalam tiga hari terakhir sejak awal pekan secara berturut-turut. Pada Pada Senin, sahamnya naik 2,34%, Selasa 1,71%, dan hari ini naik 1,34% atau bertambah Rp 1.000 ke level harga Rp 75.525/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pabriknya Kebakaran, Siapa Pemilik Gudang Garam (GGRM)?
Most Popular