
Aksi Beli Investor Asing Bawa IHSG Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 August 2018 16:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,65% pada perdagangan hari ini ke level 5.982,99. Senada dengan IHSG, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,22%, indeks Shanghai naik 0,37%, indeks Strait Times naik 1,73%, dan indeks Kospi naik 0,41%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 9,53 triliun dengan volume sebanyak 9,04 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 404.201 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+2,93%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,76%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (+7,59%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+2,24%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+2,37%).
Perdagangan IHSG hari ini diwarnai sejumlah risiko. Pertama, perang dagang antara AS dengan China yang semakin memanas. Pada siang hari waktu Indonesia, AS telah resmi menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 16 miliar menjadi 25%. Beberapa produk yang terpengaruh kebijakan ini diantaranya adalah semikonduktor, plastik, dan sepeda motor.
Sebelumnya, China telah mengatakan akan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 16 miliar produk impror asal AS jika mereka tetap bersikeras mengeksekusi rencananya. Produk-produk yang disasar China diantaranya bahan bakar, produk-produk baja, mobil, dan peralatan medis.
Sebagai informasi, kemarin (22/8/2018) AS dan China resmi menggelar perundingan dagang di Washington. Perundingan tersebut rencananya akan berakhir hari ini. Melihat perkembangan terkini bahwa AS tetap mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China, perkembangan dari negosiasi tersebut bisa dibilang kurang baik. Sebelumnya, 4 negosiasi yang sudah digelar tak mampu mengakhiri perang dagang antar kedua negara.
Risiko kedua bagi jalannya perdagangan datang dari potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve yang semakin nyata. Persepsi itu timbul pasca rilis risalah rapat yang diadakan tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus.
Dalam risalah tersebut, the Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral akan terus melakukan normalisasi suku bunga acuan.
"Banyak partisipan mengusulkan bahwa bila data yang masuk terus mendukung proyeksi perekonomian mereka saat ini, sepertinya akan segera pantas untuk mengambil langkah lanjutan dalam penarikan kebijakan yang akomodatif," menurut risalah tersebut, dilansir dari Reuters.
Terlepas dari risiko yang ada, laju IHSG diselamatkan oleh aksi beli investor asing. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 552,3 miliar. Setelah melakukan jual bersih yang begitu besar sepanjang 2018 (Rp 51,8 triliun sampai dengan penutupan perdagangan hari Selasa, 21/8/2018), investor asing mulai melakukan aksi beli guna mengantisipasi jika IHSG rebound.
5 besar saham yang paling banyak diburu investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 443,1 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 207,8 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 65 miliar), PT Sat Nusapersada Tbk/PTSN (Rp 31,3 miliar), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk/ACES (Rp 27 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Profit Taking Investor Asing Sulitkan IHSG Balik ke 7.000
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 9,53 triliun dengan volume sebanyak 9,04 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 404.201 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+2,93%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,76%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (+7,59%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+2,24%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+2,37%).
Sebelumnya, China telah mengatakan akan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 16 miliar produk impror asal AS jika mereka tetap bersikeras mengeksekusi rencananya. Produk-produk yang disasar China diantaranya bahan bakar, produk-produk baja, mobil, dan peralatan medis.
Sebagai informasi, kemarin (22/8/2018) AS dan China resmi menggelar perundingan dagang di Washington. Perundingan tersebut rencananya akan berakhir hari ini. Melihat perkembangan terkini bahwa AS tetap mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China, perkembangan dari negosiasi tersebut bisa dibilang kurang baik. Sebelumnya, 4 negosiasi yang sudah digelar tak mampu mengakhiri perang dagang antar kedua negara.
Risiko kedua bagi jalannya perdagangan datang dari potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve yang semakin nyata. Persepsi itu timbul pasca rilis risalah rapat yang diadakan tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus.
Dalam risalah tersebut, the Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral akan terus melakukan normalisasi suku bunga acuan.
"Banyak partisipan mengusulkan bahwa bila data yang masuk terus mendukung proyeksi perekonomian mereka saat ini, sepertinya akan segera pantas untuk mengambil langkah lanjutan dalam penarikan kebijakan yang akomodatif," menurut risalah tersebut, dilansir dari Reuters.
Terlepas dari risiko yang ada, laju IHSG diselamatkan oleh aksi beli investor asing. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 552,3 miliar. Setelah melakukan jual bersih yang begitu besar sepanjang 2018 (Rp 51,8 triliun sampai dengan penutupan perdagangan hari Selasa, 21/8/2018), investor asing mulai melakukan aksi beli guna mengantisipasi jika IHSG rebound.
5 besar saham yang paling banyak diburu investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 443,1 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 207,8 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 65 miliar), PT Sat Nusapersada Tbk/PTSN (Rp 31,3 miliar), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk/ACES (Rp 27 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Profit Taking Investor Asing Sulitkan IHSG Balik ke 7.000
Most Popular