
Kritik Trump ke The Fed Bawa Bursa Saham Asia Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 August 2018 17:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona hijau: indeks Shanghai naik 1,31%, indeks Hang Seng naik 0,56%, indeks Kospi naik 0,99%, dan indeks Nikkei naik 0,09%.
Kala pelaku pasar sedang cemas menantikan hasil negosiasi antara AS dengan China di bidang perdagangan yang rencananya akan digelar pada 22-23 Agustus mendatang, Presiden AS Donald Trump tampil menjadi penyelamat bursa saham Benua Kuning.
Dalam wawancaranya dengan Reuters, Trump mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan keputusan the Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan.
"Saya tidak terkejut The Fed menaikkan suku bunga. Namun seharusnya The Fed bekerja untuk kebaikan negara. The Fed seharusnya membantu saya, negara-negara lain masih akomodatif (dalam kebijakan moneter)," tuturnya.
Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan terus melontarkan kritik kepada bank sentral jika suku bunga acuan terus dinaikkan. Sebagai informasi, Trump bukan kali ini saja mengkritik kebijakan bank sentral yang merupakan sebuah lembaga independen.
Kini, timbul persepsi bahwa nyali dari the Fed akan menciut sehingga kenaikan suku bunga acuan tak akan mencapai 4 kali tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund Futures, per tanggal 20 Agustus hanya terdapat 58,6% kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini, anjlok dari posisi per 17 Agustus yang sebesar 63,7%.
Di sisi lain, probabilitas the Fed hanya mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 37,9%, dari yang sebelumnya 32,7%.
Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, memang suku bunga acuan rendah menjadi hal yang diinginkan oleh pelaku pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Kala pelaku pasar sedang cemas menantikan hasil negosiasi antara AS dengan China di bidang perdagangan yang rencananya akan digelar pada 22-23 Agustus mendatang, Presiden AS Donald Trump tampil menjadi penyelamat bursa saham Benua Kuning.
Dalam wawancaranya dengan Reuters, Trump mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan keputusan the Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan.
Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan terus melontarkan kritik kepada bank sentral jika suku bunga acuan terus dinaikkan. Sebagai informasi, Trump bukan kali ini saja mengkritik kebijakan bank sentral yang merupakan sebuah lembaga independen.
Kini, timbul persepsi bahwa nyali dari the Fed akan menciut sehingga kenaikan suku bunga acuan tak akan mencapai 4 kali tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund Futures, per tanggal 20 Agustus hanya terdapat 58,6% kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini, anjlok dari posisi per 17 Agustus yang sebesar 63,7%.
Di sisi lain, probabilitas the Fed hanya mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 37,9%, dari yang sebelumnya 32,7%.
Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, memang suku bunga acuan rendah menjadi hal yang diinginkan oleh pelaku pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Most Popular