
The Fed Tak Agresif Naikkan Suku Bunga, IHSG Menguat 0,71%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 August 2018 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,71% hingga akhir sesi 1 ke level 5.933,96. Penguatan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Shanghai naik 1,43%, indeks Hang Seng naik 0,48%, indeks Kospi naik 0,87%, indeks Nikkei naik 0,21%, dan indeks Strait Times naik 0,06%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,48 triliun dengan volume sebanyak 4,69 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 197.107 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+2,24%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+5,76%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,88%), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (+3,02%), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk/TKIM (+5,66%).
Serangan dari Presiden AS Donald Trump kepada bank sentralnya sendiri yakni the Federal Reserve justru berbuah manis bagi bursa saham Benua Kuning. Dalam wawancaranya dengan Reuters, Trump mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan keputusan the Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan.
"Saya tidak terkejut The Fed menaikkan suku bunga. Namun seharusnya The Fed bekerja untuk kebaikan negara. The Fed seharusnya membantu saya, negara-negara lain masih akomodatif (dalam kebijakan moneter)," tuturnya.
Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan terus melontarkan kritik kepada bank sentral jika suku bunga acuan terus dinaikkan. Sebagai informasi, Trump bukan kali ini saja mengkritik kebijakan bank sentral yang merupakan sebuah lembaga independen.
Kini, timbul persepsi bahwa nyali dari the Fed akan menciut sehingga kenaikan suku bunga acuan tak akan mencapai 4 kali tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, per tanggal 20 Agustus hanya terdapat 58,6% kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini, anjlok dari posisi per 17 Agustus yang sebesar 63,7%. Di sisi lain, probabilitas the Fed hanya mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 37,9%, dari yang sebelumnya 32,7%.
Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, memang suku bunga acuan rendah menjadi hal yang diinginkan oleh pelaku pasar saham.
Berbicara mengenai perang dagang, perkembangannya bisa dibilang tidak bagus dan menjadi faktor yang membatasi penguatan bursa saham Asia. Trump mengatakan bahwa dirinya tak mengharapkan banyak dari pertemuan antar delegasi AS dan China yang rencananya akan digelar pada 22-23 Agustus di Washington. Selain itu, dirinya juga tak memiliki rentang waktu untuk mengakhiri perang dagang dengan China.
Kenaikan suku bunga acuan di AS yang kini diharapkan tak begitu agresif juga membawa berkah bagi rupiah. Hingga siang hari, rupiah menguat sebesar 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.575/dolar AS.
Seiring dengan penguatan rupiah, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 19,4 miliar. 5 besar saham yang paling banyak diburu investor asing adalah: PT Sat Nusapersada Tbk/PTSN (Rp 93,9 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 93,1 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 19 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 11,3 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 10,1 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pertemuan The Fed Direspons Positif, IHSG ke Zona Hijau
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,48 triliun dengan volume sebanyak 4,69 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 197.107 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+2,24%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+5,76%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,88%), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (+3,02%), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk/TKIM (+5,66%).
"Saya tidak terkejut The Fed menaikkan suku bunga. Namun seharusnya The Fed bekerja untuk kebaikan negara. The Fed seharusnya membantu saya, negara-negara lain masih akomodatif (dalam kebijakan moneter)," tuturnya.
Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan terus melontarkan kritik kepada bank sentral jika suku bunga acuan terus dinaikkan. Sebagai informasi, Trump bukan kali ini saja mengkritik kebijakan bank sentral yang merupakan sebuah lembaga independen.
Kini, timbul persepsi bahwa nyali dari the Fed akan menciut sehingga kenaikan suku bunga acuan tak akan mencapai 4 kali tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, per tanggal 20 Agustus hanya terdapat 58,6% kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini, anjlok dari posisi per 17 Agustus yang sebesar 63,7%. Di sisi lain, probabilitas the Fed hanya mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 37,9%, dari yang sebelumnya 32,7%.
Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, memang suku bunga acuan rendah menjadi hal yang diinginkan oleh pelaku pasar saham.
Berbicara mengenai perang dagang, perkembangannya bisa dibilang tidak bagus dan menjadi faktor yang membatasi penguatan bursa saham Asia. Trump mengatakan bahwa dirinya tak mengharapkan banyak dari pertemuan antar delegasi AS dan China yang rencananya akan digelar pada 22-23 Agustus di Washington. Selain itu, dirinya juga tak memiliki rentang waktu untuk mengakhiri perang dagang dengan China.
Kenaikan suku bunga acuan di AS yang kini diharapkan tak begitu agresif juga membawa berkah bagi rupiah. Hingga siang hari, rupiah menguat sebesar 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.575/dolar AS.
Seiring dengan penguatan rupiah, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 19,4 miliar. 5 besar saham yang paling banyak diburu investor asing adalah: PT Sat Nusapersada Tbk/PTSN (Rp 93,9 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 93,1 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 19 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 11,3 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 10,1 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pertemuan The Fed Direspons Positif, IHSG ke Zona Hijau
Most Popular