
Kecemasan Perang Dagang Mereda, Wall Street Lanjutkan Reli
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
21 August 2018 06:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street melanjutkan relinya pada perdagangan hari Senin (20/8/2018) menyusul optimisme investor bahwa perang dagang dan sentimen negatif geopolitik tidak akan menghambat penguatan pasar yang sedang bullish saat ini.
Beberapa kesepakatan emiten dan turunnya suku bunga obligasi ikut membantu penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini.
Indeks S&P 500 menguat 0,2% menjadi 2.857,05 dan sekarang hanya 0,6% dari posisi rekor tertinggi yang pernah dicapainya di Januari. Dow Jones Industrial Average merangkak naik 0,35% ke posisi 25.758,69 sementara Nasdaq Composite naik 0,06% ke 7.821,01.
Kenaikan 3,5% yang dicatatkan saham Netflix mampu menutupi penurunan yang dialami Facebook. Saham Netflix melompat setelah perusahaan mengonfirmasi sedang mengetes iklan in platform-nya, CNBC International melaporkan.
Yield obligasi negara AS menurun pada hari Senin. Imbal hasil untuk obligasi bertenor 10 tahun diperdagangkan di 2,825%. Presiden AS Donald Trump dikabarkan menyerang Gubernur Federal Reserve Jerome Powell karena bank sentral itu terus menaikkan suku bunganya.
Sebelumnya, Trump juga pernah melontarkan kritik yang sama dan menyebut kenaikan suku bunga itu menghambat pertumbuhan ekonomi yang sudah diciptakan pemerintahannya.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Beberapa kesepakatan emiten dan turunnya suku bunga obligasi ikut membantu penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini.
Indeks S&P 500 menguat 0,2% menjadi 2.857,05 dan sekarang hanya 0,6% dari posisi rekor tertinggi yang pernah dicapainya di Januari. Dow Jones Industrial Average merangkak naik 0,35% ke posisi 25.758,69 sementara Nasdaq Composite naik 0,06% ke 7.821,01.
Yield obligasi negara AS menurun pada hari Senin. Imbal hasil untuk obligasi bertenor 10 tahun diperdagangkan di 2,825%. Presiden AS Donald Trump dikabarkan menyerang Gubernur Federal Reserve Jerome Powell karena bank sentral itu terus menaikkan suku bunganya.
Sebelumnya, Trump juga pernah melontarkan kritik yang sama dan menyebut kenaikan suku bunga itu menghambat pertumbuhan ekonomi yang sudah diciptakan pemerintahannya.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular