
Pasar Obligasi Menguat, Tenor Panjang Ramai Diborong Investor
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
20 August 2018 19:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi ditutup menguat signifikan di awal pekan ini, yang mengindikasikan pelaku pasar global mulai masuk ke pasar surat utang dalam negeri seiring dengan mendinginnya tensi perang dagang.
Data Reuters menunjukkan harga empat surat berharga negara (SBN) seri acuan kompak naik dan menekan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Keempat seri itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun , FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan harga dan menekan yield masing-masing 7 basis poin (bps) menjadi 7,91% dan 8,29%, terbesar di antara empat seri lain. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Hal itu juga menunjukkan saat ini tekanan beli lebih menyasar tenor menengah yaitu tenor 10 tahun dan 15 tahun.
Dua seri lain juga menguat tetapi besarannya lebih mini dibandingkan dua seri di atas. Keduanya yaitu seri 5 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan yield 4 bps dan 1 bps menjadi 7,8% dan 8,4%.
Penguatan sore ini melanjutkan apresiasi harga yang terjadi sejak tadi pagi, sehingga memperkuat pandangan bahwa pelaku pasar belum mengendorkan tekanan belinya dari pasar obligasi rupiah pemerintah.
Jika positifnya pasar obligasi hari ini terjadi hingga besok, maka penerbitan SBN syariah besok melalui lelang rutin juga dapat lebih ramai permintaan peserta lelang. Besok, pemerintah berniat menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) dengan target Rp 4 triliun.
Penguatan pasar obligasi hari ini turut membuat selisih (spread) obligasi Amerika Seritas (US Treasury) tenor 10 tahun yaitu 2,85% dengan SBN tenor serupa menipis, yaitu 505 bps. Besaran itu lebih kecil dari posisi pekan lalu 511 bps.
Spread yang menipis, mencerminkan sudah masuknya investor global ke pasar obligasi rupiah pemerintah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Data Reuters menunjukkan harga empat surat berharga negara (SBN) seri acuan kompak naik dan menekan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Keempat seri itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun , FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Dua seri lain juga menguat tetapi besarannya lebih mini dibandingkan dua seri di atas. Keduanya yaitu seri 5 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan yield 4 bps dan 1 bps menjadi 7,8% dan 8,4%.
Penguatan sore ini melanjutkan apresiasi harga yang terjadi sejak tadi pagi, sehingga memperkuat pandangan bahwa pelaku pasar belum mengendorkan tekanan belinya dari pasar obligasi rupiah pemerintah.
Jika positifnya pasar obligasi hari ini terjadi hingga besok, maka penerbitan SBN syariah besok melalui lelang rutin juga dapat lebih ramai permintaan peserta lelang. Besok, pemerintah berniat menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) dengan target Rp 4 triliun.
Penguatan pasar obligasi hari ini turut membuat selisih (spread) obligasi Amerika Seritas (US Treasury) tenor 10 tahun yaitu 2,85% dengan SBN tenor serupa menipis, yaitu 505 bps. Besaran itu lebih kecil dari posisi pekan lalu 511 bps.
Spread yang menipis, mencerminkan sudah masuknya investor global ke pasar obligasi rupiah pemerintah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Most Popular