
Pendapatan Bunga Stagnan Jadi Alasan Asing Lepas Saham BMRI
Roy Franedya, CNBC Indonesia
20 August 2018 17:01

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing. Pada perdagangan hari ini, investor asing melepas saham BMRI sebesar Rp 188,43 miliar.
Dalam sepekan terakhir, investor asing telah melepas saham BMRI sebesar Rp 456,26 miliar. Dalam satu bulan, asing melepas saham BMRI sebesar Rp 294,62 miliar.
Berdasarkan riset NH Korindo Sekuritas, kinerja Bank Mandiri pada kuartal II-2018 kurang atraktif. Pendapatan bunga (interest income) pada kuartal II-2018 turun 0,2% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 19,6 triliun. Kinerja pendapatan bunga BMRI tidak atraktif sejak kuartal III-2016.
"Pertumbuhan yang datar sejak dua tahun terakhir terjadi ke ka pertumbuhan kredit melambat dan loan yield mengalami tren penurunan," tulis NH Korindo Sekuritas dalam risetnya seperti dilansir CNBC Indonesia, Senin (20/8/2018).
Kinerja keuangan laba bersih kuartal II-2018 MBRI lebih banyak disebabkan kenaikan temporer non-interest income (fee based income) yang naik 22,9% (yoy) menjadi Rp 7,1 triliun.
Pada kuartal II-2018 kredit BMRI tumbuh 11,8% (yoy) menjadi Rp 762,5 triliun. Namun kenaikan ini banyak ditopang sektor korporasi yang tumbuh 23,1% menjadi Rp 300,1 triliun. Kenaikan kredit korporasi membuat loan yield turun tajam menjadi 9,5% dari sebelumnya 10,1%.
"Tekanan terhadap loan yield membuat kami menurunkan estimasi interest income pada 2018 dari Rp86,8 triliun menjadi Rp82,9 triliun," tulis NH Korindo Sekuritas.
NH Korindo Sekuritas memberikan rekomendasi tahan (hold) dengan target Rp 7.500 per saham.
(roy/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Dalam sepekan terakhir, investor asing telah melepas saham BMRI sebesar Rp 456,26 miliar. Dalam satu bulan, asing melepas saham BMRI sebesar Rp 294,62 miliar.
Kinerja keuangan laba bersih kuartal II-2018 MBRI lebih banyak disebabkan kenaikan temporer non-interest income (fee based income) yang naik 22,9% (yoy) menjadi Rp 7,1 triliun.
Pada kuartal II-2018 kredit BMRI tumbuh 11,8% (yoy) menjadi Rp 762,5 triliun. Namun kenaikan ini banyak ditopang sektor korporasi yang tumbuh 23,1% menjadi Rp 300,1 triliun. Kenaikan kredit korporasi membuat loan yield turun tajam menjadi 9,5% dari sebelumnya 10,1%.
"Tekanan terhadap loan yield membuat kami menurunkan estimasi interest income pada 2018 dari Rp86,8 triliun menjadi Rp82,9 triliun," tulis NH Korindo Sekuritas.
NH Korindo Sekuritas memberikan rekomendasi tahan (hold) dengan target Rp 7.500 per saham.
(roy/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular