
Rupiah di Atas Rp 14.200 Selama 4 Tahun ke Depan? Ini Kata BI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 August 2018 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk empat tahun mendatang diperkirakan akan tetap stabil, dan kecil kemungkinannya berada di atas level Rp 14.200/US$.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo saat berbincang dengan CNBC Indonesia mengungkapkan beberapa hal yang mendasari hal tersebut.
Misalnya, dari sisi aktivitas ekonomi jangka menengah yang diperkirakan tumbuh di kisaran 6%, sampai dengan inflasi yang relatif rendah di kisaran 3% plus minus 1%, dan defisit transaksi berjalan yang terjaga.
"Dengan perkembangan positif tersebut, diharapkan inflow khususnya dalam bentuk FDI [foregin direct investment] akan besar dan mendorong rupiah menguat dan stabil," kata Dody, Senin (20/8/2018).
Dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan di atas Rp 14.200/US$ hingga 2022.
Nilai tukar rupiah terhadap greenback dalam jangka menengah akan dipengaruhi dari faktor fundamental, permintaan dan penawaran di pasar keuangan, faktor nonfundamental, seperti sentimen dan psikologi pasar.
Berdasarkan gambaran dan faktor-faktor tersebut, mata uang Garuda selama periode 2020 - 2022 diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.200/US$ - Rp 14.500/US$.
Lantas, apa kata bank sentral mengenai perkiraan tersebut?
"Sulit untuk memberi judgement level nilai tukar karena bank sentral tidak pernah menyampaikan outlook level tersebut. Kecuali untuk asumsi APBN secara tahunan," kata Dody.
Dody mengatakan, dalam jangka menengah kondisi perekonomian global relatif cukup stabil dengan perkiraaan pertumbuhan ekonomi yang masih cukup positif.
"Serta volatilitas pasar keuangan yang lebih stabil di tingkat risiko yang rendah," katanya.
(dru) Next Article Era 'Diskon' Rupiah Masih Berlanjut
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo saat berbincang dengan CNBC Indonesia mengungkapkan beberapa hal yang mendasari hal tersebut.
Misalnya, dari sisi aktivitas ekonomi jangka menengah yang diperkirakan tumbuh di kisaran 6%, sampai dengan inflasi yang relatif rendah di kisaran 3% plus minus 1%, dan defisit transaksi berjalan yang terjaga.
Dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan di atas Rp 14.200/US$ hingga 2022.
Nilai tukar rupiah terhadap greenback dalam jangka menengah akan dipengaruhi dari faktor fundamental, permintaan dan penawaran di pasar keuangan, faktor nonfundamental, seperti sentimen dan psikologi pasar.
Berdasarkan gambaran dan faktor-faktor tersebut, mata uang Garuda selama periode 2020 - 2022 diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.200/US$ - Rp 14.500/US$.
Lantas, apa kata bank sentral mengenai perkiraan tersebut?
"Sulit untuk memberi judgement level nilai tukar karena bank sentral tidak pernah menyampaikan outlook level tersebut. Kecuali untuk asumsi APBN secara tahunan," kata Dody.
Dody mengatakan, dalam jangka menengah kondisi perekonomian global relatif cukup stabil dengan perkiraaan pertumbuhan ekonomi yang masih cukup positif.
"Serta volatilitas pasar keuangan yang lebih stabil di tingkat risiko yang rendah," katanya.
(dru) Next Article Era 'Diskon' Rupiah Masih Berlanjut
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular