Efek Obat Kuat dari BI Mulai Terasa, Rupiah Perkasa di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2018 08:56
Obat Kuat dari BI Mulai Bekerja
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Pekan lalu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate dari 5,25% menjadi 5,5%. Namun pekan lalu obat kuat ini kurang cespleng karena kuatnya tekanan eksternal, yaitu sentimen negatif dari Turki.

Kini, isu Turki sudah mereda. Mata uang lira memang masih melemah, tetapi jauh lebih tipis dibandingkan sebelumnya yang sempat hampir 16% dalam sehari.

Oleh karena itu, pelaku pasar pun siap mencerna kenaikan suku bunga acuan. Langkah ini bisa membuat pasat keuangan Indonesia lebih atraktif, terutama di instrumen berpendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi karena menjanjikan keuntungan lebih banyak.

Kehadiran arus modal mulai terlihat di pasar obligasi pemerintah. Meski belum seluruhnya, sudah ada beberapa seri obligasi yang mengalami penurunan imbal hasil (yield) yang merupakan tanda kenaikan harga akibat kenaikan permintaan.

Yield obligasi negara tenor 5 tahun turun 0,2 basis poin (bps) menjadi 7,846%. Kemudian yield untuk tenor 15 tahun turun 1 bps menjadi 8,362% dan tenor 20 tahun turun 0,3 bps.

Arus modal yang masuk berhasil menjaga rupiah tetap menguat di tengah tren depresiasi mata uang kawasan. Untuk saat ini, obat kuat dari BI berhasil menopang rupiah. Namun apakah obat ini kuat sepanjang hari menghadapi gelombang apresiasi greenback?

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular