Mayoritas Bursa Asia Menguat Respons Perkembangan AS-China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 August 2018 17:26
Di wilayah Greater China, pasar mengakhiri sesi dengan hasil bervariasi setelah memulai perdagangan di wilayah positif.
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia sebagian besar ditutup naik pada hari Jumat (17/8/2018), mengikuti kenaikan kuat dari Wall Street dan didorong berita positif dari perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.

Indeks Nikkei 225 ditutup naik 0,35% ke level 22.270,38. Sebagian besar sektor utama di Jepang tercatat naik, di mana sektor perkapalan memimpin kenaikan, ditutup melonjak 2,44%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi ditutup naik 0,28% menjadi 2.247,05, saham sektor industri teknologi dan sektor otomotif sebagian besar terkoreksi. Produsen mobil utama Kia Motors turun 0,93% pada akhir perdagangan.

Down Under, ASX 200 ditutup naik tipis sekitar 0,17% menjadi 6.339,20. Fortescue Metals mengakhiri perdagangan dengan turun 1,17%.

Di wilayah Greater China, pasar mengakhiri sesi dengan hasil bervariasi setelah memulai perdagangan di wilayah positif.

Indeks Hang Seng diperdagangkan naik 0,11% dengan sebagian besar sektor berada di wilayah bervariasi pada pukul 3:05 siang HK/SIN.

Dilansir dari CNBC International, Tencent telah menjadi sorotan karena sahamnya mencatatkan penurunan awal pekan ini setelah serangkaian berita negatif, namun pada penutupan hari ini saham raksasa teknologi China itu naik 3,01%.

Di daratan, Shanghai Compositefell turun sebesar 1,33%, ditutup menjadi 2.669,10. Fosun Pharmaceuticals merupakan salah satu yang terparah, ditutup anjlok 6,73%.

Pergerakan itu terjadi setelah rebound Kamis di pasar AS, di mana serangkaian berita positif, mulai dari rilis laporan pendapatan perusahaan yang kuat hingga laporan tentang diadakannya pembicaraan dagang AS-China kembali, meningkatkan sentimen investor.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengkonfirmasikan kepada 'Squawk Box' CNBC mengenai laporan sebelumnya yang mengatakan China dan AS akan mengadakan pembicaraan dagang lanjutan di bulan Agustus nanti, memberikan investor harapan bahwa dua ekonomi terbesar dunia dapat menyelesaikan perang dagang yang sedang berlangsung. Namun menurut Reuters, pembicaraan itu dikategorikan sebagai pembicaraan dengan 'level yang lebih rendah'.

Beberapa bulan terakhir AS dan China telah saling balas menerapkan tarif impor sebagai akibat dari tidak juga ditemukannya kesepakatan atas masalah perbedaan tingkat defisit perdagangan antara kedua negara. Hal ini telah menyebabkan kekhawatiran investor tentang kemungkinan terjadinya perang dagang yang mengarah ke perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Dalam catatan pagi, Rob Carnell, kepala ekonom dan kepala penelitian Asia-Pasifik di ING, mengatakan perdagangan "benar-benar adalah penggerak pasar utama hari ini".

Mengomentari berita tentang kemungkinan pembaruan pembicaraan perdagangan AS-China, Carnell mengatakan: "AS tidak akan membiarkan ini terjadi lebih jauh kecuali China kedengaran seolah-olah membuat konsesi yang cukup pada defisit bilateral, dan hak intelektual."

Lira Turki, yang telah menjadi sorotan tajam dalam beberapa pekan terakhir setelah menyentuh rekor terendah pada Senin (13/8/2018), melanjutkan penguatan dari level yang terakhir terlihat selama perdagangan Asia pada Kamis sore. Mata uang Turki itu diperdagangkan di 5.7963 per dolar AS pada pukul 15:41 HK / SIN.

Pada hari Kamis, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan sanksi ekonomi lebih mungkin diterapkan di Turki jika negara itu tidak menyerahkan pendeta Amerika, Andrew Brunson, yang tengah ditahan, Reuters melaporkan.

"Pasar telah menjadi lebih volatil tahun ini karena berita utama ini, bahkan rumor ini," kata Jeffrey Kleintop, kepala strategi investasi global di Charles Schwab, di 'Squawk Box' CNBC.

Dengan data dari tahun ini yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global mungkin telah mencapai puncaknya, Kleintop mengatakan, pasar telah lebih menekankan pada apa yang dia sebut sebagai 'masalah marjinal' seperti situasi antara AS dan Turki yang kemungkinan memiliki dampak keuangan yang terbatas.

Pada sesi terakhir, Dow Jones Industrial Average naik 396,32 poin dan ditutup 1,58% lebih tinggi pada 25.558,73, membukukan lompatan terbesarnya sejak 10 April. Indeks AS lainnya mengalami kenaikan yang lebih moderat.

Indeks dolar, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang lainnya, berada di 96,495. Terhadap yen, dolar diperdagangkan di 110,72 pada pukul 15:11 HK / SIN, setelah mata uang Jepang yang merupakan safe haven itu diperdagangkan di atas level 111 pada hari sebelumnya.

sementara itu di Shenzhen, Changsheng Bioteknologi, yang tengah menghadapi tuntutan dari pemerintah China terkait skandal pemalsuan data dalam vaksin, mengakhiri sesi perdagangan dengan terkoreksi sebesar 5,02%, di mana Dow Jones melaporkan bahwa saham perusahaan kemungkinan akan melakukan delisting.
(hps/hps) Next Article Gelora Asmara AS-China, Bursa China Semringah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular