
Dikaitkan Akuisisi BCA, Ini Profil BGTG dan BBHI
gita rossiana & Tito Bosnia, CNBC Indonesia
16 August 2018 17:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana PT Bank BCA Tbk (BBCA) mengungkapkan rencana untuk mengakuisisi dua bank kecil mendongkrak harga saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) dan PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) pada perdagangan hari ini dikaitkan dengan rencana tersebut. Namun hingga saat ini kabar tersebut belum terkonfirmasi, bahkan sempat dibantah oleh Bank Harda.
Tercatat, harga saham BGTG ditutup melonjak 16 poin (+20,78%) ke level harga Rp 93/saham, sedangkan harga saham BBHI tercatat ditutup menguat 16,13% atau 25 poin ke level Rp 180/saham.
Dalam memenuhi kebutuhan para nasabah, perseroan melayani dengan kompetitif menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito, giro dan tabungan, serta menyalurkan kredit pada segmen komersial, UMKM dan korporasi.
BGTG mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Mei 2016 dengan dana yang dihimpun senilai Rp 553,35 miliar dalam pencatatan saham perdananya.
Hingga 31 Juli 2018, 29,85% kepemiliksan saham perseroan dimiliki oleh PT Equity Development Investment Tbk, 12,42% dimiliki oleh UOB Kay Hian Pte Ltd, 8,13% dimiliki oleh BNP Paribas Wealth dan sisa kepemilikan sahamnya dimiliki oleh publik (49,58%).
Saat ini, telah memiliki jaringan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Surabaya dan Medan. Pada tahun ini, perseroan juga telah meluncurkan platform internet banking dan mobile banking, baik untuk pelanggan individu maupun korporasi yang diluncurkan dalam aplikasi "BANGGA".
Sementara itu, BBHI didirikan pada tanggal 21 Oktober 1992 dengan nama PT Bank Arta Griya dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 10 Oktober 1994.
Perseroan mencatatkan saham perdananya di BEI pada 12 Agustus 2015 dengan dana IPO yang berhasil dihimpun senilai Rp 100 miliar. Hingga Juni 2018, perseroan yang masuk dalam kategori bank BUKU 1 ini memiliki modal inti senilai Rp 368,35 miliar.
Sekitar 73,71% kepemilikan saham perseroan dimiliki oleh PT Hakimputra Perkasa, sedangkan sisanya yaitu 26,28% kepemilikan sahamnya dimiliki oleh publik yang tercatat pada tanggal 31 Juli 2018.
Hingga saat ini, perseroan telah memiliki 16 kantor cabang, satu Cabang pembantu dan 2 kantor kas yang tersebar di 8 kota besar di Indonesia yaitu Surabaya, Bandung, Solo, Pontianak, Pekan Baru, Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
(hps) Next Article Dikaitkan dengan Akuisisi BCA, Saham BGTG & BBHI Makin Liar
Tercatat, harga saham BGTG ditutup melonjak 16 poin (+20,78%) ke level harga Rp 93/saham, sedangkan harga saham BBHI tercatat ditutup menguat 16,13% atau 25 poin ke level Rp 180/saham.
Seperti apa sebenarnya kedua bank tersebut?
BGTG merupakan bank yang masuk kategori BUKU 2 ini didirikan pada tanggal 15 Mei 1990 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 30 April 1992. Pada Juni 2018, perseroan memiliki modal inti utama senilai Rp 1,1 triliun.
BGTG merupakan bank yang masuk kategori BUKU 2 ini didirikan pada tanggal 15 Mei 1990 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 30 April 1992. Pada Juni 2018, perseroan memiliki modal inti utama senilai Rp 1,1 triliun.
Dalam memenuhi kebutuhan para nasabah, perseroan melayani dengan kompetitif menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito, giro dan tabungan, serta menyalurkan kredit pada segmen komersial, UMKM dan korporasi.
Hingga 31 Juli 2018, 29,85% kepemiliksan saham perseroan dimiliki oleh PT Equity Development Investment Tbk, 12,42% dimiliki oleh UOB Kay Hian Pte Ltd, 8,13% dimiliki oleh BNP Paribas Wealth dan sisa kepemilikan sahamnya dimiliki oleh publik (49,58%).
Saat ini, telah memiliki jaringan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Surabaya dan Medan. Pada tahun ini, perseroan juga telah meluncurkan platform internet banking dan mobile banking, baik untuk pelanggan individu maupun korporasi yang diluncurkan dalam aplikasi "BANGGA".
Sementara itu, BBHI didirikan pada tanggal 21 Oktober 1992 dengan nama PT Bank Arta Griya dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 10 Oktober 1994.
Perseroan mencatatkan saham perdananya di BEI pada 12 Agustus 2015 dengan dana IPO yang berhasil dihimpun senilai Rp 100 miliar. Hingga Juni 2018, perseroan yang masuk dalam kategori bank BUKU 1 ini memiliki modal inti senilai Rp 368,35 miliar.
Sekitar 73,71% kepemilikan saham perseroan dimiliki oleh PT Hakimputra Perkasa, sedangkan sisanya yaitu 26,28% kepemilikan sahamnya dimiliki oleh publik yang tercatat pada tanggal 31 Juli 2018.
Hingga saat ini, perseroan telah memiliki 16 kantor cabang, satu Cabang pembantu dan 2 kantor kas yang tersebar di 8 kota besar di Indonesia yaitu Surabaya, Bandung, Solo, Pontianak, Pekan Baru, Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
Merespons kabar dikaitkan dengan rencana akuisisi bank oleh BCA, Sekretaris Perusahaan Bank Harda Kemal Sindi kepada CNBC Indonesia mengatakan, "Kenaikan harga saham itu hanya mekanisme pasar semata,"ujar , Kamis (16/8/2018).
Kemal juga menegaskan, kenaikan ini tidak ada kaitannya dengan proses akuisisi yang sedang dilakukan oleh BCA. "Tidak ada rencana (diakuisisi),"kata Kemal.
Kemal juga menegaskan, kenaikan ini tidak ada kaitannya dengan proses akuisisi yang sedang dilakukan oleh BCA. "Tidak ada rencana (diakuisisi),"kata Kemal.
(hps) Next Article Dikaitkan dengan Akuisisi BCA, Saham BGTG & BBHI Makin Liar
Most Popular