Cuma Minus 0,07%, Rupiah Jadi yang Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 August 2018 08:55
Cuma Minus 0,07%, Rupiah Jadi yang Terlemah di Asia
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Greenback lagi-lagi menembus level psikologis Rp 14.600. 

Pada Kamis (16/8/2018), US$ 1 kala pembukaan pasar dihargai Rp14.630. Rupiah 0,24% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. 

Namun seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah bergerak menipis. Pada pukul 08:39 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.605 di mana rupiah melemah 0,07%. 

Dolar AS justru tertekan di Asia. Pagi ini, hanya rupiah dan yen Jepang yang masih melemah. Depresiasi 0,07% sudah cukup membuat rupiah menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 08:39 WIB: 

 

Dolar AS memang sedang agak defensif. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama, melemah 0,01% pada pukul 08:44 WIB. 

Pulihnya mata uang lira dan kondisi Turki yang membaik membuat investor mulai berani mengambil risiko. Kemarin, lira ditutup menguat 0,13%. Mata uang ini sudah menguat 3 hari beruntun di hadapan dolar AS. 

Qatar menyatakan bersedia membantu Turki. Mengutip Reuters, Qatar berkomitmen menanamkan modal sebesar US$ 15 miliar. Bantuan dari Qatar itu akan disalurkan melalui bank dan pasar keuangan.  

Kabar bantuan Qatar kepada Turki menjadi obat yang cespleng buat lira. Pulihnya lira membuat investor berani mengambil risiko. Aliran modal tidak lagi terkonsentrasi di AS dan tempat-tempat aman lainnya, tetapi mulai merata. Ini membuat keperkasaan dolar AS agak memudar. 

Apabila situasi ini berlanjut, maka rupiah punya harapan untuk menguat. Apalagi rupiah punya amunisi berupa kenaikan suku bunga acuan. Bisa jadi sentimen ini akan menopang penguatan rupiah.

Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan suku bunga 7 Day Reverse Repo Rate. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Agustus 2018, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.

Kenaikan ini juga merupakan kejutan, karena tidak sesuai dengan ekpektasi pelaku pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI masih menahan suku bunga acuan di 5,25%. Berkat kenaikan BI 7 Day Reverse Repo Rate, kemarin rupiah sempat menguat di hadapan dolar AS. Namun penguatan itu tidak bertahan lama, karena rupiah tetap melemah 0,14% ke Rp 14.595/US$ saat penutupan pasar.

Meski begitu, kenaikan suku bunga acuan mampu menipiskan depresiasi rupiah. Setidaknya dolar AS bisa di bawah level Rp 14.600.

Hari ini, diharapkan sentimen kenaikan suku bunga acuan bisa lebih memancing arus modal asing untuk hinggap ke Indonesia. Aliran modal itu bisa menjadi pijakan bagi rupiah untuk terapresiasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular