Gaduh Turki Mulai Reda, Rupiah Cs Berjaya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2018 17:14
Gaduh Turki Mulai Reda, Rupiah Cs Berjaya
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah mampu membalikkan kedudukan setelah 2 hari perdagangan melemah cukup dalam. 

Pada Selasa (14/8/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.575 saat penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,1% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Penguatan ini membalikkan kedudukan sebelumnya, di mana rupiah terus tertekan. Akhir pekan lalu, rupiah melemah 0,45% dan kemarin pelemahannya lebih dalam menjadi 0,83%. 

Hari ini, rupiah dibuka melemah tipis 0,05%. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah cenderung semakin tajam. 

Namun, selepas tengah hari depresiasi rupiah mulai menipis. Bahkan jelang penutupan perdagangan rupiah mampu menguat, dan bertahan hingga hari berakhir. 

Untuk perdagangan hari, posisi terkuat rupiah ada di Rp 14.570/US$. Sementara terlemahnya adalah Rp 14.630/US$. 



Seperti halnya rupiah, mata uang Asia pun cenderung menguat terhadap dolar AS. Apresiasi paling tajam dialami won Korea Selatan. Rupee India, yang sempat melemah tajam di atas 1%, kini berbalik dan menguat cukup signifikan. 

Berikut perkembangan mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 16:42 WIB: 

 

Keperkasaan dolar AS yang dimulai akhir pekan lalu sudah terputus hari ini. Pada pukul 16:45 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,09%. 

Bisa jadi investor mulai merealisasikan keuntungan yang didapat dari memegang mata uang Negeri Paman Sam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah menguat 1,18%. Kemudian selama sebulan terakhir naik 1,67% dan sejak awal tahun melaju 4,57%. Angka-angka ini tentunya menggiurkan, dan merangsang pelaku pasar untuk mencairkan cuan. 

 

Terlihat bahwa investor mulai melepas dolar AS dan aset-aset berbasis mata uang ini. Buktinya adalah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Adidaya. 

Pada pukul 16:50 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 5 tahun naik 2,6 basis poin (bps). Kemudian untuk tenor 7 tahun, yield naik 2,5 bps, tenor 10 tahun naik 2,1 bps, dan 30 tahun naik 1,4 bps. Kenaikan yield adalah pertanda harga sedang turun akibat tekanan jual. 

Sepertinya pelaku pasar mulai benar-benar move on dari isu gonjang-ganjing di Turki. Sejak akhir pekan lalu, investor mencemaskan nilai tukar lira yang melemah tajam.

Akhir pekan lalu, lira anjlok 15,97% terhadap dolar AS dan kemarin melemah 6,73%. Namun saat ini lira sudah bangkit. Mata uang Negeri Kebab mampu menguat lumayan tajam yaitu 4,75% di hadapan greenback

Kemarin, Bank Sentral Turki berusaha menenangkan investor global dengan menyatakan bahwa mereka akan menyediakan sebanyak mungkin likuiditas bagi bank-bank dalam negeri. Selain itu, bank sentral juga siap sedia dalam memantau perkembangan dari krisis ekonomi di Negeri Kebab. Pernyataan Bank Sentral Turki sedikit melegakan pelaku pasar sehingga lira mampu membalikkan kedudukan. 

Dengan begitu, faktor utama yang membuat pasar keuangan global 'kebakaran' sudah padam. Investor pun kembali bergairah dan mulai berani masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang. Sentimen positif ini cukup kuat untuk menopang penguatan rupiah.


Padahal dari dalam negeri ada kabar yang kurang menggembirakan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan pertumbuhan realisasi investasi kuartal II-2018 yang hanya 3,1% year-on-year (YoY). Sebelumnya, pertumbuhan investasi mencapai belasan persen. Bahkan Penanaman Modal Asing (PMA) terkontraksi alias minus 12,9% YoY. 

Data ini menggambarkan situasi dunia usaha sebenarnya sedang lesu. Terutama investor asing, yang justru terlihat menghindari Indonesia. 

Sinyal ini tentu menjadi sentimen negatif di pasar keuangan. Ekspansi usaha yang minim berarti prospek pertumbuhan laba emiten juga terbatas.  

Namun kabar kurang sedap ini bisa tertutup oleh angin segar dari eksternal. Hasilnya adalah rupiah masih bisa menguat. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular